Soal Vaksin Palsu, Kabareskrim Sebut Masyarakat Cenderung Pilih yang Mahal
Vaksin yang dipalsukan merupakan jenis vaksin impor.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Vaksin yang dipalsukan merupakan jenis vaksin impor.
Kabareskrim Komjen (Pol) Ari Dono mengatakan vaksin-vaksin import itu harganya cukup mahal.
"Ada suatu yang lucu, masyarakat kita cenderung pilih yang mahal bukan pilih yang gratis saya tidak tahu mengapa. Ini fakta yang kita temukan, memang keterangan dari masyarakat yang kita dalami, 'untuk anak kenapa enggak cari yang bagus'," kata Ari Dono di ruang rapat Komisi IX DPR, Jakarta, Kamis (14/7/2016).
Ari menjelaskan proses penemuan vaksin palsu bukan berasal dari BPOM atau masyarakat, namun dari Subdit Cyber Patrol yang ada di kepolisian.
Hasil pengembangan mengarah kepada vaksin palsu. Aparat lalu mengecek ke lapangan.
Tetapi, Jenderal Bintang Tiga itu menjelaskan koordinasi kepolisian dengan BPOM berjalan dengan baik.
Ia menuturkan dari temuan tiga produk vaksin palsu di lapangan, polisi membuat tiga laporan sebagai dasar penyelidikan.
"Hasil temuan tadi dari keterangan terduga pelaku tidak langsung bercerita dari bukti, kuitansi, faktur dan tidak bilang kemana-mana.
Saya tidak berani informasikan karena belum dipastikan saat itu. Apa yg sudah disampaikan pelaku ya kita sampaikan saat ini, ada 9 daerah. Tapi kan ini masih menurut keterangan masih harus kita tindaklanjuti lagi, ada DKI, Jabar dan Banten," jelasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.