Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Trauma dan Takut Jadi Alasan Sejumlah Orangtua Tolak Vaksinasi Ulang

"Sudah harga vaksinnya mahal, eh malah palsu. Rupanya meski mahal, tapi tidak terjamin," ujar Raeni.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Trauma dan Takut Jadi Alasan Sejumlah Orangtua Tolak Vaksinasi Ulang
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas puskesmas memberikan vaksin kepada bayi di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta, Senin (18/7/2016). Pemberian vaksin ulang ini digelar untuk anak-anak yang sebelumnya pernah diberikan vaksin palsu, dan vaksin uni akan diberikan secara bertahap. 

Ada pula, Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf dan anggota Komisi IX DPR John Kenedy Aziz.

Alderi Zulfikri, orangtua yang anaknya diduga menjadi korban vaksin palsu di RS Mutiara Bunda mengeluhkan tidak adanya kejelasan mengenai kasus tersebut.

"Apa yang terjadi sesungguhnya terhadap anak-anak tentang penemuan vaksin palsu. Anak saya lahir disana dua orang tahun 2008 dan 2015. Saya mencari yang terbaik, kita sudah bayar dan yakin ini obat yang terbaik," kata Alderi.

Alderi mengaku kecewa dengan ditemukannya vaksin palsu di rumah sakit tersebut. Padahal, kedua anak Alderi melakukan imunisasi rutin di rumah sakit Mutiara Bunda.

Ia menuntut pihak rumah sakit memberikan medical check up kepada anaknya sebelum divaksin ulang.

"Kita enggak mau menduga-duga anak sakit gara-gara vaksin palsu," ujar Alderi.

Sedangkan orangtua korban vaksin palsu dari RS Harapan Bunda August Siregar mengatakan dirinya langsung mendatangi RS saat Menkes Nila Moeloek mengumumkan rumah sakit penerima vaksin palsu.

Berita Rekomendasi

"Kami langsung bernegosiasi, kalau anarkis maka pihak RS lari dari tanggungjawab. Kami paksakan buat surat pernyataan," kata August.

August mengatakan aliansi orangtua korban vaksin palsu meminta RS Harapan Bunda menjalankan tuntutan.

Tujuh tuntutan itu antara lain pihak Kementerian Kesehatan menemui orangtua korban. Diperlukannya medical check up. Vaksinasi ulang bila medical check up menyatakan adanya vaksin palsu.

Semua biaya korban dampak vaksin palsu menjadi tanggungjawab rumah sakit. August mengatakan pihaknya juga meminta penjelasan dampak dari vaksin palsu dari tim independen.

Orangtua korban vaksin palsu, katanya, juga tak melihat keseriusan RS Harapan Bunda. Tuntutan lainnya yakni pelaku yang terlibat dalam kasus vaksin palsu diberi sanksi.

"Bila tidak dijalankan maka kami lakukan advokasi melalui KIP, Ombudsman, Komnas HAM. Kami dipersulit saat ingin bertemu presiden saat di Ciracas," kata August.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas