Basri dan Ali Kalora Bukan Figur Ideologis Gantikan Santoso
"Sebaiknya mereka segera turun saja, kibarkan bendera putih. Menyerah."
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dan gembong teroris paling dicari Santoso alias Abu Wardah sudah tewas.
Hingga kini sisa anggota kelompoknya masih diburu Satgas Tinombala.
Hanya tinggal 16 orang yang tersisa di hutan Gunung Biru.
"Sebaiknya mereka segera turun saja, kibarkan bendera putih. Menyerah." Demikian menurut peneliti terorisme UI Ridlwan Habib kepada Tribunnews.com, Jumat (22/7/2016).
Menurutnya, tidak ada harapan bagi kelompok ini untuk menang melawan ribuan pasukan.
Apalagi sudah terbukti, Satgas Tinombala menggunakan teknik Attrition Warfare atau yang disebut perang berlarut berbuah manis mampu menewaskan sang pimpinan.
"Jadi pasukan 24 jam di hutan, tidak pulang ke barak, ini benar-benar merepotkan sisa kelompok MIT itu," katanya.
Ditambah lagi, imbuhnya, bahan makanan di hutan juga dihabisi pasukan Tinombala.
Mau tidak mau, dia melihat, sisa kelompok Santoso kian terdesak dan semakin sulit.
"Santoso lengah karena kelaparan dia turun ke pinggir hutan Tambarana, kena serbu. Kelaparan membuat stres," kata alumni S2 Intelijen UI itu.
Ridlwan juga menyebut tidak ada figur ideologis dalam kelompok itu selepas Santoso.
Basri maupun Ali Kalora juga bukan tipe ideolog.
"Mereka mau ke hutan karena Santoso, sekarang Santoso sudah nggak ada, "kata Ridlwan.