Menteri Pertahanan dari 3 Negara Gelar Rapat di Bali, Bahas Pengamanan Laut
Indonesia, Malaysia, dan Filipina mengadakan pertemuan trilateral untuk membahas realisasi kerja sama pengamanan maritim di Perairan Filipina Selatan
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, BADUNG - Indonesia, Malaysia, dan Filipina mengadakan pertemuan trilateral untuk membahas realisasi kerja sama pengamanan maritim di Perairan Filipina Selatan, Selasa 2/8/2016) pagi.
Pertemuan yang berlangsung di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali, ini dihadiri menteri pertahanan tiga negara.
Menteri Pertahanan Filipina Delfin N Lorenzana, Menhan Malaysia Dato' Seri Hishammuddin Tun Husein, dan Menhan Indonesia Ryamizard Ryacudu akan menandatangani standar operasi dan prosedur kerja sama pengamanan maritim.
Saat pembukaan pertemuan, Menhan Ryamizard Ryacudu mengatakan, optimistis kerja sama ketiga negara bisa segera diimplementasikan.
Ia mengatakan, sejak pertemuan awal di sela acara ASEAN Defense Miniters Meeting (ADMM) di Vientiane, Laos, ketiga negara sudah memiliki pemikiran yang sama.
Demikian pula saat melakukan pertemuan di Manila pada 20 Juni lalu. Ketiga negara sepakat menggelar patroli maritim terkoordinasi, pertukaran informasi dan intelijen, dan finalisasi standar operasi dan prosedur.
Menhan Malaysia dan Filipina pun menyampaikan semangat yang sama.
“Dengan kesamaan isu, ancaman, serta hubungan dan kepercayaan antarbangsa yang kuat, sesungguhya tidak ada yang bisa menghentikan kita,” kata Dato' Seri Hishammuddin.
Malaysia menilai, patroli terkoordinasi antara Indonesia dan Malaysia yang sudah dilaksanakan di Selat Malaka sangat berhasil.
Oleh karena itu, kerja sama tiga negara ini akan mirip dengan patroli terkoordinasi di Selat Malaka itu.
Meski demikian, Ryamizard berpandangan, ada perbedaan sistem operasi dan aspek hukum dari ketiga negara.
Menurut dia, perlu dicari mekanisme yang tepat untuk melaksanakan kerja sama maritim ini.
Kerja sama pengamanan maritim dilakukan setelah beberapa insiden perompakan kapal dan penculikan anak buah kapal terjadi di Perairan Sulu.
Hingga saat ini, masih ada sepuluh anak buah kapal warga Indonesia yang diculik beberapa kelompok Abu Sayyaf dan belum bisa dibebaskan. (INA)