Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengubah Pancasila Bebas,Politisi PD: Pelajaran Agar Penguasa Tak Cepat Marah dan Alergi Kritik

Kasus mengubah 'Pancasila' menjadi 'Pancagila' ini seharusnya menjadi pelajaran agar para pemimpin dan aparat penegak hukum di negeri ini

zoom-in Pengubah Pancasila Bebas,Politisi PD: Pelajaran Agar Penguasa Tak Cepat Marah dan Alergi Kritik
Tribunnews/Dany Permana
Juru bicara Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin menyampaikan pandangannya dalam diskusi Polemik bertema Jokowi, Kok Gitu? , di Jakarta, Sabtu (17/1/2015). Diskusi tersebut membahas tentang polemik pencalonan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri oleh Presiden Joko Widodo. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sahat Safiih Gurning (27) pemuda asal Toba Samosir, Sumatera Utara akhirnya bisa menghirup udara bebas usai majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Balige memvonis bebas dirinya.

Kasus mengubah 'Pancasila' menjadi 'Pancagila' yang dilakukan Sahat seharusnya menjadi pelajaran agar para pemimpin dan aparat penegak hukum di negeri ini bisa lebih menahan emosinya dan tidak alergi terhadap kritikan.

"Berkaca pada kasus "Pancagila" dan mungkin parodi-parodi politik lain yang kelak akan muncul lagi, mari kita semua terutama penguasa yang ada (baik eksekutif, parlemen dan lembaga peradilan) mengambil hikmah positif untuk negeri yang lebih baik ke depan. Jangan cepat marah dan alergi bila dikritik," ujar Wasekjen Partai Demokrat (PD) Didi Irawadi Syamsuddin dalam pernyataannya, Jumat(5/8/2016).

Didi mengatakan kritik yang dikemas dalam bentuk parodi dalam Facebook Safiih Gurning bukanlah hal yang baru di negeri ini.

Kritik semacam ini bahkan dengan liputan yang lebih luas bisa dilihat dalam parodi Republik BBM, Negeri 1/2 Democracy dan banyak lagi di beberapa stasiun TV.

"Di banyak negara maju parodi macam itu adalah hal yang biasa bahkan lebih keras dan tajam, tetapi negara tidak pernah mengkriminalkan para pelaku. Justru kerap menjadi masukan dan introspeksi diri bagi penguasa,"ujar Didi.

Dari sisi putusan pengadilan, lanjut Juru Bicara Partai Demokrat ini justru bisa menjadi tonggak sejarah besar dalam kebebasan berekspresi dan menyampaikan pendapat di Indonesia.

Berita Rekomendasi

"Pengadilan nun jauh di sana, di Balige justru ada hakim-hakim hebat yang memahami HAM dan keadilan yang sejati,"kata Didi.

Majelis hakim menurut Didi juga tidak melihat kasus itu dalam konteks sebatas apa yang tersurat saja, tetapi hati nurani hakim justru melihat makna yang tersirat dalam isi "Pancagila" tersebut sebagai kenyataan yang sesungguhnya dirasakan masyarakat saat ini.

"Saya kira tidak ada yang berani membantah bahwa praktik korupsi, kolusi dan nepotisme terus masih mengancam dan menghantui perjalanan demokrasi di negeri ini,"ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas