Tersangka Simpan 30 Kg Sabu Siap Edar di Balik Plafon Toilet Hotel
Selain mengamankan sabu sebanyak 30 kilogram, BNN juga meringkus lima orang penghuni di kamar hotel tersebut. Mereka terdiri dari...
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petugas dari Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan sekitar 30 kilogram sabu siap edar saat menggerebek kamar nomor 809 Hotel Orchardz, Jalan Industri Raya, Gunung Sahari, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Menurut petugas, puluhan kilogram barang haram tersebut disembunyikan penghuni kamar di balik plafon toilet kamar. "Disembunyikannya di balik plafon," ujar petugas BNN.
Pantauan Tribun, pelapis plafon berbahan triplek tepat di atas toilet telah terbuka. Sebuah tangga pun berada di bawah plafon tersebut.
Sementara, puluhan bungkus sabu berlapis lakban cokelat telah dikeluarkan dan diletakkan di atas kasur.
Selain mengamankan sabu sebanyak 30 kilogram, BNN juga meringkus lima orang penghuni di kamar hotel tersebut.
Kelima orang penghuni kamar yang diamankan terdiri dari tiga Warga Negara Indonesia (WNI) dan dua Warga Negara Malaysia.
Dua di antara yang diamankan diduga berasal dari Serawak, Malaysia. Adapun tiga sisanya berasal dari Aceh.
Pantauan Tribun, kelima orang tersebut dalam posisi duduk di tepi kamar dengan tangan terikat lakban dan jari jempol terborgol.
Petugas juga menyita sejumlah uang dan telepon genggam dari lima orang tersebut.
Penggerebekan yang dipimpin langsung oleh Kepala BNN Komjen Budi Waseso tersebut dilakukan sekitar pukul 18.30 WIB.
Menurut Komjen Buwas, temuan kali ini membuktikan bahwa DKI Jakarta merupakan daerah yang sangat rawan peredaran narkoba.
"DKI daerah rawan (peredaran narkoba) merupakan pangsa terbesar untuk peredaran narkoba. Dalam satu bulan ini tak kurang dari 270 kg narkoba berhasil kita bongkar." kata Buwas.
Untuk mengatasi peredaran narkoba yang lebih luas, Buwas menambahkan BNN akan terus melakukan koordinasi dengan seluruh lapisan masyarakat mulai dari tingkat RW hingga Pemprov.
"Semua harus dikoordinasikan. Ini sebenarnya lemah pengawasan. Peran RT dan RW serta masyarakat aktid dalam rangka antisipasi narkotika," katanya.