Ketua DPR Gagas Pembentukan Forum Silaturahmi Warga Pasundan
Hal itu diutarakan Akom usai menerima kunjungan pimpinan dan anggota Paguyuban Sunda Wani Wirabuana.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR Ade Komarudin ingin menggagas forum pertemuan masyarakat pasundan yang ada di berbagai daerah.
Pertemuan itu sebagai ajang silaturahmi serta membahas strategi pembangunan Jawa Barat.
Hal itu dikatakan pria yang akrab disapa Akom itu usai menerima kunjungan pimpinan dan anggota Paguyuban Sunda Wani Wirabuana.
"Saya punya gagasan untuk Jawa Barat berkembang pesat dan etnis Sunda. Saya mau bikin kongres rakyat pasundan dan yang concern dalam pembangunan Jawa Barat di segala aspek," kata Akom di Ruang Rapat Pimpinan DPR, Gedung DPR, Jakarta, Kamis (11/8/2016).
Menurut Akom, pertemuan tersebut dpaat menjadi forum diaspora warga Pasundan dengan akar tradisi yang kuat. Pembahasan dalam kongres tersebut meliputi ekonomi, politik, budaya dan maritim. Politikus Golkar itu mencontohkan infrastruktur di wilayah Pantura yang sudah baik. Tetapi, wilayah selatan belum terlihat baik.
"Bahkan kalau perlu, karena berdekatan dengan momentum Pilkada Jawa Barat 2018, semua calon memaparkan visi-misi dalam forum tersebut," katanya.
Ia juga menilai positif didirikannya Paguyuban Sunda Wani karena berlatarbelakang rasa cinta dan melestarikan budaya sunda yang mulai tersisih oleh modernisasi. Akom mengingatka Indonesia harus maju dan besar dengan tidak meninggalkan akar budayanya.
"Kita bisa belajar dari Korea Selatan dan Jepang, yang maju tapi tetap mempertahankan nilai-nilai luhurnya," kata Akom.
Sedangkan Ketua Umum Paguyuban Sunda Wani Wirabuana, Robi Maulana Zulkarnain menuturkan organisasinya berbasiskan budaya sehingga meneruskan program-program yang dicanangkan pemerintah.
Ia khawatir terjadinya pergeseran budaya Pasundan di masyarakat, tidak hanya dari sisi seni saja namun perubahan karakter. Robi mengaku pihaknya sudah bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan untuk melatih para anggotanya mendeteksi adanya teroris di daerah.
"Dengan maraknya radikalisasi, narkoba, geng yang memicu kekerasan awalnya dari sana," katanya.