Ridwan Kamil: Peci Bukan Simbol Ulama, Tapi Simbol Lelaki Nusantara
"Kalau peci melewati alis ini, pejabat. Kalau pecinya naik sedikit baru ustaz, biasanya jidat ada hitam dikit,"
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berguyon saat menjadi pembicara "Super Mentor 14 Foreign Policy Community Indonesia (FPCI)".
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengenakan setelan jas, celana bahan, dan peci hitam.
Ridwan mengawali presentasinya soal peci di depan ratusan peserta.
Menurutnya, peci bukanlah suatu simbol agama tertentu, melainkan simbol kepribadian bangsa.
"Peci itu bukan simbol ulama, peci simbol lelaki nusantara," ujar Ridwan di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Minggu (21/8/2016).
Pada zaman perjuangan, ucap Ridwan, peci digunakan untuk membedakan orang Indonesia yang pro dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mana yang berkhianat.
"Dulu zaman perjuangan, membedakan orang Indonesia yang berkhianat dan pro NKRI. Kalau dia datang pakai peci, dia barisan NKRI," ucap Ridwan.
Hanya saja dalam perjalanannya peci menjadi simbol yang lekat dengan Islam karena fungsinya untuk menutup rambut kepala ketika salat.
Menutupi pembicaraan soal peci, Ridwan membedakan suatu profesi dengan melihat cara mengenakan peci.
"Kalau peci melewati alis ini, pejabat. Kalau pecinya naik sedikit baru ustaz, biasanya jidat ada hitam dikit," katanya.
"Kalau pecinya miring ini tukang sate," lanjut Ridwan dengan mencontohkan pemakaian peci.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.