Bali Diincar Jaringan Teroris Nur Rohman, Polri Tingkatkan Deteksi Dini
Atas dasar itulah, Polri meningkatkan deteksi dini di wilayah Bali.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri meningkatkan keamanan di wilayah Bali pasca tertangkapnya teroris bernama Dwiatmoko alias Abu Ibrahim Al Atsary, warga Dusun I Garejo RT 02 RW 01 Desa Bumi raharjo Kec Bumi Ratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah pada Senin (16/8/2016) kemarin.
Dwiatmoko yang ditangkap di warnet miliknya, yakni Warnet Az-Zahra jalan Raya Punggur Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah, Lampung.
Mengakui jaringan terorisnya, kelompok Nur Rohman (pelaku bom bunuh diri Polresta Surakarta) mengincar Bali menjadi target setelah Polresta Surakarta.
Terlebih, dari warnet milik Dwiatmoko, Densus 88 menemukan kristal putih yang adalah bahan baku pembuatan bom berdaya ledak tinggi.
Atas dasar itulah, Polri meningkatkan deteksi dini di wilayah Bali.
"Karena target mereka di Bali, makanya kami berupaya meningkatkan penyelidikan. Kami Perkuat upaya deteksi dini dan keterlibatan Pam swakarsa," katanya, Rabu (24/8/2016) di Mabes Polri.
Boy menambahkan para teroris jaringan ini memilih Bali menjadi target mereka karena para kelompok teror selalu mencari tempat keramaian yang mempunyai efek luas.
"Kenapa mereka memilih Bali? Karena kelompok teror selalu cari tempat yang bisa memberikan efek luas. Bali, siapa yang tidak kenal Bali? Kalau mereka berhasil melakukan aksinya, itu penyampaian besar. Jadi kami terus ringkatkan dan evaluasi pengamanan," ujarnya.
Lebih lanjut mengenai anggaran untuk beraksi di Polresta Surakarta dan Bali jumlahnya hanya Rp 4.900.000.
Dana ini didapatkan dari seseorang berinisial MK, yang adalah anggota dari Jamaah Anshar Daulah (JAD).
MK terkait dengan Amman Abdurrahman, napi teroris yang saat ini ditahan di Nusakambangan.
MK juga telah dibekuk pada Rabu (17/8/2016) di dekat Polsek Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.