Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengakuan Eksklusif Pejabat BNN: Ada 72 Jaringan Narkoba Internasional yang Beroperasi di Indonesia

Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen Pol Arman Depari menyebut saat ini Indonesia memang tengah darurat narkoba.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pengakuan Eksklusif Pejabat BNN: Ada 72 Jaringan Narkoba Internasional yang Beroperasi di Indonesia
Tribunnews.com/Theresia Felisiani
Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Pol Arman Depari. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen Pol Arman Depari menyebut saat ini Indonesia memang tengah darurat narkoba.

Sebab, barang haram yang merusak kesehatan dan menimbulkan kerugian ekonomi negara itu telah sampai ke pelosok desa hingga menyasar murid sekolah dasar (SD).

"Kalau kami tanya ke pejabat daerah-daerah, apakah ada satu kecamatan yang berani men-declare daerahnya bebas narkoba. Belum ada yang berani. Sehingga kami simpulkan, narkoba ini sudah sampai ke pelosok-pelosok desa," kata Arman.

Dalam catatan BNN, ada 72 jaringan atau sindikat narkoba internasional yang beroperasi di Indonesia. Mereka didominasi jaringan dari China, Kolombia dan negara Amerika Selatan lain.

Di antara 72 jaringan internasional tersebut adalah Pony Tjandra dan Halim Tjandra alias Akiong dengan kaki tangan Freddy Budiman, yang telah ditangkap oleh petugas.

Anggota jaringan-jaringan narkoba tersebut mempunyai 'seribu cara' untuk melancarkan bisnis haramnya di Indonesia.

Berita Rekomendasi

Mereka juga tak sungkan menembak petugas yang dianggap mengganggu bisnisnya.

"Sekarang nggak terlalu banyak anggota jaringan yang mempersenjatai diri. Kalau dulu mereka banyak mempersenjatai diri. Tapi, karena banyak anggota mereka yang kami tangkap, belakangan ini kami jarang menemukan yang bawa senjata api. Biasanya mereka pakai senjata laras pendek," beber Arman.

Untuk menghilangkan jejak atau antisipasi penelusuran petugas, anggota jaringan narkoba baru sebatas memainkan modus lama, di antaranya bergonta-ganti SIM card telepon genggam.

Arman Depari sekitar 10 tahun bertugas menangani kejahatan narkoba di Polda Metro Jaya, Direktorat IV Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri dan BNN.

Ia mengaku kerap berhadapan dengan anggota jaringan internasional yang melakukan perlawanan dengan senjata api saat melakukan operasi penggerebekkan atau penangkapan.

Menurut Arman, berkaca dari tewasnya sejumlah polisi saat melakukan penangkapan pengedar narkoba, maka keselamatan petugas di lapangan sangat tergantung pada kesiapan dan kewaspadaan dari petugas itu sendiri.

Sebab, potensi ancaman dari sasaran yang hendak ditangkap atau dituju justru berbeda dengan prakiraan atau perencanaan.

Menurutnya, petugas di lapangan jangan pernah meremehkan musuh kendati mengetahui sasaran atau pelaku narkoba terbilang kelas rendahan atau 'kelas teri'.

"Seharusnya memang kita harus lebih waspada dan jangan under-estimate. Walapun sasarannya kelompok kecil, anggota di lapangan harus tetap waspada dan mempersiapkan diri. Jangan menganggap tugasnya itu sudah biasa, apalagi ringan," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas