Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korban Tak Bisa Lupakan Tragedi Bom Kuningan Iswanto Terpaksa Tarik Rok Perawat Rumah Sakit

Pada 9 September 2004, bom mengguncang Kedubes Australia, di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, mengakibatkan 14 orang kehilangan nyawa

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Korban Tak Bisa Lupakan Tragedi Bom Kuningan Iswanto Terpaksa Tarik Rok Perawat Rumah Sakit
Tribunnews/Dany Permana
Korban bom Kuningan yang tergabung dalam Forum Kuningan membawa karangan bunga di depan Kedubes Australia, Jakarta Selatan, Selasa (9/9/2014). Acara tersebut digelar untuk memperingati 10 tahun tragedi bom Kuningan. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Organ yang mengalami luka parah yakni mata. Pada malam harinya dilakukan operasi. Iswanto ingat betul yang melakukan operasi adalah Nila Moeloek yang kini menjabat Menteri Kesehatan.
Beliau yang melakukan operasi, ia bilang cukup parah, dan mengatakan mata saya tidak akan berfungsi baik," katanya.

Setelah dioperasi di RSCM beberapa hari kemudian ia di pindahkan ke rumah sakit Medistra. Ia kemudian kembali dioperasi lantaran masih ada serpihan logam di matanya sebelah kanan.
"Kurang lebih saya dirawat satu bulan lima hari," paparnya.

Pengobatan dan penyembuhan tidak berhenti disitu saja. Iswanto mengaku harus mengikuti konsultasi pemulihan psikologis selama enam bulan.

Sebagai seorang korban, saya harus bangkit tidak terpuruk, kehidupan harus berjalan. Anak-anak harus dibesarkan. Itu motivasi saya untuk sembuh," katanya.

Bersyukur, Iswanto kini masih bekerja di Kedubes Australia. Semua pengobatan ditanggung pemerintah Australia. Sejak 2007, Kedubes Australia mengangkatnya sebagai seorang staf.

"Bersyukur saya pihak kedubes masih memberdayakan kami," katanya. (taufik ismail)

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas