Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketika Mabes Polri dan Polda Lampung Berikan Alasan yang Berbeda Soal Mutasi Krishna Murti

Sementara itu, Krishna Murti enggan dimintai keterangannya terkait masalah ini. "Saya tidak mau banyak komentar dengan media,"

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Ketika Mabes Polri dan Polda Lampung Berikan Alasan yang Berbeda Soal Mutasi Krishna Murti
Amriyono Prakoso/Tribunnews.com
Khrisna Murti 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Kepala Polda Lampung, Kombes Krishna Murti, dimutasi ke Mabes Polri di saat namanya santer disebut dalam kasus penganiayaan terhadap seorang model dan juga video 'papa Krishna'.

Meski sama-sama menyatakan mutasi itu tidak terkait isu penganiayaan, namun Mabes Polri dan Polda Lampung memiliki penjelasan berbeda tentang mutasi Krishna ke Mabes Polri.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar membantah kabar yang menyatakan Krishna dipindah ke Mabes Polri karena kasusnya tengah ditangani Pengamanan Internal (Paminal) Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri.

Boy menjelaskan Krishna dimutasi ke jabatan Kepala Bagian Pengembangan Kapasitas (Kabagkembangtas) Biro Misi Internasional Divisi Hubungan Internasional (Hubinter) Polri untuk mendukung acara sidang umum Interpol di Bali pada November mendatang.

Data di Mabes Polri menunjukkan Krishna memang memiliki pengalaman di bidang hubungan internasional. Pada 2011, ia menjadi staf perencanaan PBB di New York. Kemudian, tahun 2012, ia ditunjuk sebagai Penerjemah Utama Divisi Hubungan Internasional Polri.

"Kombes Krishna dimutasi dalam rangka memperkuat Divisi Hubungan Internasional Polri untuk mendukung tugas-tugas Sidang Umum Interpol yang akan dilaksanakan November di Bali," papar Boy di Jakarta, Sabtu (24/9).

Sedangkan Polda Lampung memiliki alasan berbeda mengenai mutasi Krishna ke Mabes Polri.

Berita Rekomendasi

Kepala Bidang Humas Polda Lampung, AKBP Sulistiyaningsih mengatakan, Kombes Krishna Murti dimutasi karena Polda Lampung akan naik tipe menjadi Tipe A sehingga jabatan kapolda akan jadi bintang dua dan jabatan wakapolda bintang satu.

Kombes Krishna Murti yang baru dua bulan sebagai wakil kepala polda, adalah lulusan Akpol angkatan 1991 sehingga terlalu junior untuk menduduki jabatan wakapolda tipe A.

Setelah ditinggalkan Krishna, jabatan wakapolda Lampung diisi Kombes Bonifasius Tampoi, alumnus Akpol angkatan 1984.

"Polda Lampung kan bakal menjadi tipe A. Jadi yang mengisi harus pejabat senior. Pak Boni itu senior," kata Sulistiyaningsih kepada Tribun Lampung, Jumat (23/9) malam.

Sementara itu, Krishna Murti enggan dimintai keterangannya terkait masalah ini. "Saya tidak mau banyak komentar dengan media," katanya.

Dalam sebulan terakhir, Kombes Krishna Murti diterpa dua isu miring. Pertama, namanya dikaitkan pada kasus penganiayaan wanita model, Novena Widjaja. Krishna dan Novena disebut-sebut memiliki hubungan spesial.

Novena mengaku dia kenal Krishna Murti. Namun Novena membantah kabar dirinya menjadi korban penganiayaan yang dilakukan Krishna.

Isu miring kedua terkait beredarnya video 'papa Krishna'. Video berdurasi kurang dari 2 menit itu menunjukkan Krishna sedang bermain bersama bayi berumur di bawah tiga tahun.

Pada video itu juga terekam suara seorang perempuan yang menyebut kata 'papa'. Terkesan, wanita itu sedang mengajari anaknya memanggil papa kepada Krishna.

Belakangan, seorang wanita muda bernama Alice Wara mengaku sebagai ibu si bayi sekaligus pembuat video singkat itu. Alice menyatakan bahwa Krishna Murti bukanlah ayah dari anaknya.

Alice mengaku pernah merasa diteror seseorang lalu mengontak Krishna lewat Facebook. Mereka kemudian berkomunikasi lewat telepon maupun bertemu langsung.

Pada satu kesempatan, Krishna bertemu Alice dan bayinya lalu Krishna mengajak bercanda anak Alice. (tribunnews/theresia felisiani/kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas