Tanggapan Dirjen HAM yang Gugat Tukang Laundry Rp 210 Juta karena Jasnya Kusut
Ia dilaporkan tengah menggugat seorang tukang laundry bernama Budi Imam, yang membuat jas dan batiknya susut.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan HAM, Mualimin Abdi, tertawa santai sambil menceritakan kasus hukumnya yang viral di media sosial selama dua hari terakhir.
Ia dilaporkan tengah menggugat seorang tukang laundry bernama Budi Imam, yang membuat jas dan batiknya susut.
"Ah sudah saya cabut itu, sudah damai, tidak ada masalah," kata Mualimin kepada Kompas.com, Kamis (6/10/2016).
Pagi tadi, Mualimin sudah meminta stafnya untuk mencabut gugatan perdata itu di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Ia sendiri mengaku tak memiliki niat sama sekali untuk memiskinkan tukang laundry yang lama dikenalnya itu.
"Saya memberi pelajaran saja sama Pak Budi. Dia sudah minta maaf, sudah bicara baik-baik," katanya.
Mualimin menuturkan kasus ini bermula pada Juni lalu ketika ia menggunakan jasa Budi untuk mencuci jas serta batiknya.
Namun, jas dan batik kesayangan itu kembali ke tangan Mualimin dalam keadaan susut.
Ketika meminta pertanggungjawaban ke Budi, Mualimin mengaku justru ditantang untuk memperkarakannya ke meja hijau.
Ia pun mendaftarkan gugatan itu pada Agustus lalu, dengan total ganti rugi sebesar Rp 210 juta.
Rp 10 juta untuk ganti rugi setelan jas dan batik, serta Rp 200 juta untuk gugatan immateriil.
Mualimin heran juga mengapa sebagai warga negara, gugatan ini dikait-kaitkan dengan jabatannya.
Sejak awal mendaftarkan, ia hanya sekedar menyanggupi keinginan Budi.
"Wong gugatan immateriil itu sejarahnya tidak pernah dikabulkan. Saya tidak ada masalah sama sekali," katanya.