Semangat Hidup Politikus PDIP Sabam Sirait di Usia 80 Tahun
Politikus senior PDI Perjuangan, Sabam Sirait, genap berusia 80 tahun pada tahun 2016 ini.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus senior PDI Perjuangan, Sabam Sirait, genap berusia 80 tahun pada tahun 2016 ini.
Untuk dapat menginjak usia 80 tahun, tidak mudah dilalui oleh tokoh politik yang pernah berpidato di depan Bung Karno.
Sang anak, Maruarar Sirait menceritakan bagaimana kondisi kesehatan Sabam dalam dua tahun terakhir.
Dikatakan pria yang akrab disapa Ara itu, Sabam dalam kurun waktu dua tahun terakhir harus bolak balik ruang operasi baik di rumah sakit dalam maupun luar negeri.
"Dua tahun lalu kami membawa papa (Sabam Sirait) berobat ke Jepang. Kita bawa ke RSCM-nya Jepang," kata Maruarar Sirait di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (15/10/2016).
Ara menuturkan, sang ayah menderita berbagai penyakit mulai dari sakit hati hingga lever. Hal itu membuat Sabam harus bolak balik berobat ke rumah sakit baik di dalam maupun luar negeri.
"Pak Sabam bapak saya terlalu sering dioperasi. Kita bolak balik antar dia ke ruang operasi di Jakarta, Singapura, Jepang, sampai Belanda," tutur Maruarar Sirait.
Menurut Ara, sebelum Sabam memasuki ruang operasi, keluarga selalu berkumpul untuk berdoa bersama. Dikatakannya, keluarga selalu berdoa agar operasi yang dilakukan berjalan dengan lancar dan sang ayah dapat kembali menjalankan aktivitas seperti biasa.
Masih kata Ara, dirinya cukup bangga memiliki ayah yang bernama Sabam Sirait. Meskipun sang ayah tidak meninggalkan harta yang melimpah, namun menurutnya Sabam telah mewarisi nama baik untuk para anak dan cucunya.
"Menjadi keluarga Sabam Sirait, papa tidak mewarisi harta, uang dan tahta. Tapi (Sabam) mewarisi nama baik yang sayang sama keluarga," tandas Maruarar Sirait.
Lebih jauh Ara mengatakan, saat ini dirinya dan keluarga menikmati waktu untuk merawat sang aayah. Menurutnya, meski kondisi kesehatan Sabam sudah menurun, namun semangat ayahnya tidak pernah berkurang seperti saat masih muda dulu.
"Papa masih suka ngobrol dengan waktu yang cukup lama. Harus cucunya yang meminta agar beliau banyak istirahat," ujar Maruarar Sirait.