Pelangi Indah Penyelenggaraan Final Sepakbola Cerebral Palsy Peparnas XV/2016
Hujan gerimis mewarnai langit Bandung minggu sore (23/10/2016) itu tidak mampu menyamarkan air mata yang mengucur cukup deras dari Peparnas 2016.
Editor: Content Writer
Setelah kedua tim bersalaman, para pemain Kalsel langsung berfoto dengan wajah sumringah.
Di sisi lain, para pemain Jabar langsung didatangi oleh keluarga mereka.
Saat para pemain Kalsel bersorak, di tempat lain para pemain Jabar menangis tersedu.
Keluarga mereka turut hadir dan tak bisa menahan lagi kesedihannya.
“Sedih, sedih sekali, kami dari Majalaya bersama keluarga. Sudah di sini sejak pukul satu siang," kata Kartini, ibunda penyerang Jabar, Cahyana.
Selain sang ibunda, turut hadir pula kedua kakak Cahyana, serta istri dan anaknya.
Menurut, sang istri, Siti, Cahyana sudah mengikuti pelatihan tim Jawa Barat sejak setelah Lebaran tahun ini. Konsekuensinya adalah ia mesti dikarantina dan tak bisa setiap hari bertemu keluarga.
Cahyana beserta istrinya setelah pengalungan medali
Pekerjaan utama Cahyana adalah menjahit, sementara sepakbola merupakan hobi ayah satu anak ini sedari kecil.
Ia kerap bermain futsal saat ada waktu senggang.
“Bangga bisa mewakili Jawa Barat. Saya sedih, tapi mau bagaimana lagi. Ini juga kan hasil dari usaha,” kata Siti.
Hampir semua pemain di tim Jawa Barat tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Tangisan terdengar begitu nyaring, terutama setelah mereka bertemu dengan keluarga yang rata-rata datang dari jauh.
“Kebanyakan para pemain ini berasal dari luar Bandung, ada yang dari Garut sampai Majalengka,” terang Iwan.
Tim sepakbola cerebral palsy Jawa Barat ditargetkan untuk meraih gelar juara.
Pelatih tim sepakbola CP Jawa Barat, Iwan Setiawan
Namun, dalam persiapannya masih terdapat sejumlah kekurangan seperti soal pemilihan atlet. Terlebih seseorang dengan cerebral palsy akan kesulitan, jangankan untuk bermain bola dengan benar, untuk sekadar melakukan kegiatan sehari-hari pun perlu perjuangan.