Politikus Gerindra Menentang Polisi Bersorban Amankan Demo 4 November, Katanya Bahaya
"Kayaknya pemerintah pertaruhkan bangsa ini untuk satu orang yang langgar hukum, bukan orang berjasa dan punya prestasi luar biasa," kata Syafi'i.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Muhammad Syafi'i menentang pakaian Polri bersorban saat demo 4 November 2016.
Hal itu akan terlihat pakaian Polri seperti para demonstran.
"Kalau itu dilakukan dan mereka bawa senjata, mereka harus dicopot. Siapa yang jamin tidak terjadi penyusupan," kata Syafi'i ketika dikonfirmasi, Kamis (3/11/2016).
Menurut Syafi'i, tindakan yang dilakukan aparat polisi bukanlah bentuk kepanikan.
Baca: Polisi Bersorban Akan Diturunkan Saat Demo Besar-besaran 4 November
Baca: Lebay, IPW Minta Polri Urungkan Rencana Terjunkan Polisi Berjubah dan Bersorban
Baca: Polisi Bersorban Akan Bacakan Asmaul-husna Saat Aksi Demo
Namun, Politikus Gerindra itu menduga aparat tidak ingin tampil berbeda dengan rakyat.
"Kita kan bertanya, kalau nanti terjadi kerusuhan, yang melakukannya itu rakyat atau polisi yang berbaju rakyat. Kalau dikhawatirkan ada penyusup, maka polisi sudah melakukan penyusupan," kata Syafi'i.
Syafi'i menjelaskan demonstrasi digelar karena pemerintahan Jokowi tidak ingin menegakkan hukum.
Ia menilai tuntutan demonstran sederhana.
"Tuntutan simple kok, tangkap, hukum. Kayaknya pemerintah pertaruhkan bangsa ini untuk satu orang yang langgar hukum, bukan orang berjasa dan punya prestasi luar biasa," kata Syafi'i.
Sebelumnya, puluhan aparat kepolisian memakai sorban dan peci berwarna putih ikut ambil bagian dalam apel gelar pasukan dalam rangka kesiapan tahapan inti kampanye Pilkada serentak 2017 di silang Monas, Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2016) pagi.
Rencananya, mereka akan dilibatkan mengamankan aksi unjuk rasa yang digelar di DKI Jakarta, pada Jumat (4/11/2016).
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo juga melakukan pengecekan pasukan itu.
Saat sedang dilakukan pengecekan pasukan, 'polisi islami' itu mengucapkan kalimat-kalimat mengagung-agungkan nama Tuhan.
Apel gelar pasukan ini dalam rangka kesiapan tahapan inti kampanye Pilkada serentak 2017 di 101 wilayah.
Termasuk juga untuk pengamanan aksi demo, 4 November 2016 nanti.