Catut Nama Akil Mochtar, Advokat Ini Akui Pernah Peras Bupati Buton
Arbab mencatut nama Akil Mochtar saat persidangan perkara pilkada Buton tahun 2011 silam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus dugaan suap Pilkada Buton yang melibatkan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) sampai di babak baru.
Seorang Advokat bernama Arbab Paproeka mengakui bertindak tidak terpuji dengan melakukan pemerasan terhadap Bupati Buton Samsu Umar Abdul Saimun.
Arbab memeras Samsu Umar dengan mencatut nama Akil Mochtar dalam kasus perkara pilkada Buton di MK tahun 2011 silam.
”Akil maupun Samsu sama sekali tidak pernah bertemu. Saya dengan Akil juga tidak pernah membicarakan mengenai Pilkada Buton,” katanya, Sabtu(5/11/2016).
Upaya Arbab tersebut bermula ketika Pilkada Buton pada tahun 2011 diajukan ke MK.
Setelah melalui persidangan, akhirnya MK memutuskan untuk melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di seluruh TPS atas dasar KPUD tidak melalui proses verifikasi calon yang benar.
Setelah PSU digelar pada 19 Mei 2012, akhirnya pasangan Calon Samsu Umar Abdul Samiun dan La Bakri menjadi calon terpilih.
Namun kemenangan tersebut juga digugat oleh Agus Feisal Hidayat – Yaudu Salam Adjo yang memenangkan pilkada pada putaran pertama.
”Berangkat dari hal tersebut, kemudian Arbab mencoba mengontak Pak Umar beberapa kali melalui saya,"ujar salah satu asisten Umar Samiun yang tidak bersedia disebutkan namanya.
Namun Umar menolak untuk menemui sampai akhirnya Arbab mengontak langsung dan terjadi pertemuan Borobudur.
"Karena apabila tidak ditemui maka nasibnya akan seperti Kotawaringin," ujarnya.
Pertemuan di Borobudur merupakan inisiatif dari Arbab untuk membicarakan masalah proses Pilkada Buton di MK.
”Awalnya Arbab dan Pak Umar bertemu di Lounge namun kemudian diajak ke sebuah tempat lain. Di tempat tersebut ternyata ada Pak Akil Mochtar bersama beberapa orang lain yang tidak saya kenal,” ujar sumber tersebut.
Kesaksian serupa juga diungkapkan oleh Arbab terkait pertemuan di Hotel Borobudur, bahwa dialah yang menemui Akil bukan Umar Samiun.