Tak Sepenuhnya Percaya Simpatisan ISIS Abu Jandal Tewas, BNPT Kirim Tim ke Irak
Informasi yang didapatkan polisi maupun BNPT hanya dari pihak keluarga Abu Jandal.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme mencari tahu kebenaran kabar tewasnya simpatisan ISIS asal Indonesia, Salim Mubarak At Tamimi alias Abu Jandal.
Informasi yang didapatkan polisi maupun BNPT hanya dari pihak keluarga Abu Jandal.
"Saya telah mengirim tim dari kami. Kami kirim anggota baik ke Damaskus kemudian ke Irak," ujar Petrus, dalam konferensi pers di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Rabu (9/11/2016).
Kerja sama juga dilakukan dengan otoritas setempat untuk mencari tahu informasi tersebut.
BNPT tak sepenuhnya memercayai informasi yang didapatkan dari pihak keluarga karena belum mendapatkan bukti konkrit soal kematian itu.
"Info yang beredar itu bisa beredar dari siapa ke siapa, mungkin dibikin orang lain diterima keluarga," kata Petrus.
Menurut Petrus, di era keterbukaan informasi, masyarakat harus memilah informasi yang dianggap meragukan.
Abu Jandal pernah dikabarkan meninggal awal tahun 2016, namun ternyata kabar tersebut hoax.
BNPT mengantisipasi kabar yang belum jelas kebenarannya.
"Nanti muncul lagi. Pamer ditunjukin foto, tahu-tahu orangnya ada lagi. Kemudian mati lagi. Ini mungkin baru kabar yang kedua setelah Januari kemarin," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar menyebut, keluarga membenarkan bahwa Abu Jandal meninggal dunia.
Namun, sumber informasi yang diterima polisi hanya dari pihak keluarga sehingga belum bisa memastikan kebenaran tewasnya Abu Jandal.
Begitu jenazah tersebut dipulangkan, tim Disaster Victim Identification (DVI) akan langsung melakukan sejumlah tes untuk mengetahui identitasnya.
Boy mengaku belum mendapatkan informasi kapan jenazah akan dipulangkan.
Polri telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dalam proses pemulangan jenazah.
Berdasarkan informasi dari pihak keluarga, Abu Jandal telah meninggalkan keluarga di Pasuruan sejak 2008 dan tinggal di Malang.
Diperkirakan baru beberapa tahun belakangan ia pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. (Ambaranie Nadia Kemala Movanita)