Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapolri: ISIS Lebih Kuat ketimbang Al Qaeda

Jenderal Pol Tito Karnavian menilai, kekuatan yang dimiliki Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) lebih besar dibandingkan Al Qaeda.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Kapolri: ISIS Lebih Kuat ketimbang Al Qaeda
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menilai, kekuatan yang dimiliki Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) lebih besar dibandingkan Al Qaeda.

Hal itu tidak terlepas dari sosok yang mengendalikan ISIS.

“Al Qaeda secara militer, amatiran. ISIS memang dia diawaki oleh pasukan-pasukan yang berlatar belakang militer dulunya,” kata Kapolri saat Seminar Nasional bertema Preventive Justice dalam Antisipasi Perkembangan Ancaman Terorisme di Jakarta, Selasa (6/12/2016).

Ia menjelaskan, ketika Angkatan Udara bentukan mantan Presiden Irak, Saddam Husein dibubarkan Amerika Serikat, banyak dari mereka bergabung dengan pemimpin ISIS, Abubakar Al Baghdadi.

Mereka menganggap kelompok yang dibentuk Abubakar ini sebagai ‘mainan baru’. Berbeda dengan Al-Qaeda, ISIS menganut ajaran ideologi yang berbeda, yaitu takfiri atau penyatuan kepada Tuhan.

Namun, pemahaman ajaran ideologi tersebut diputarbalikkan. ISIS menganggap, semua benda yang diciptakan manusia, termasuk Kakbah, adalah haram. Sehingga, benda-benda tersebut layak untuk dihancurkan.

“Maka tidak heran dengan peristiwa bom di Cirebon, anggota polres Cirebon, mereka sedang sholat di bom bunuh diri,” ujarnya.

Berita Rekomendasi

Sementara Al Qaeda, menurut Kapolri, hanya menyerang orang-orang barat atau yang memiliki hubungan dengan Amerika Serikat.

Lebih jauh, Tito mengatakan, ISIS juga telah memutarbalikkan makna hijrah. Mereka menganggap, banyaknya simpatisan ISIS yang datang ke Suriah untuk mendalami ideologi serta belajar perang, merupakan bagian dari hijrah.

Sebagai tuan rumah, anggota ISIS yang berada di Irak dan Suriah, merasa berkewajiban untuk melindungi simpatisan yang mereka anggap sebagai mujahid.

Mereka, memposisikan diri sebagai kaum anshor yang bertugas menjaga para tamu dari setiap ancaman yang datang.

“Itu lah yang menyebabkan terjadinya interaksi, sehingga mereka membentuk jaringan teroris global,” tandasnya.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas