Penyebar Video 'Perwira TNI Marah' Diburu
video 'Perwira Tinggi TNI AD Marah Atas Penangkapan Kivlan Zein' di media sosial yang diunggah Minggu (4/12) provokatif
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayjen TNI Wuryanto menegaskan beredarnya video 'Perwira Tinggi TNI AD Marah Atas Penangkapan Kivlan Zein' di media sosial yang diunggah Minggu (4/12) provokatif dan meresahkan masyarakat Indonesia.
Ditegaskan, berita video berdurasi 3 menit tersebut tidak benar atau hoax.
Mayjen TNI Wuryanto menjelaskan, Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein dan Brigjen TNI (Purn) Adityawarman Thaha merupakan pensiunan TNI. Saat ini statusnya sebagai warga sipil biasa seperti Warga Negara Indonesia lainnya.
"Perlakuan terhadap kedua purnawirawan tersebut pada hakikatnya sama dengan warga negara sipil lainnya, sehingga penangkapan dilakukan oleh Polri itu sudah benar," kata Wuryanto dalam penjelasannya.
Lanjut dia, sebelum dilakukan penangkapan, pihak Polri selalu melakukan koordinasi dan komunikasi serta saling tukar menukar informasi dengan TNI. "Pada prinsipnya, TNI mendukung apa yang dilakukan oleh Polri," tambahnya.
Dalam video tersebut disebutkan penangkapan Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein memicu ketersinggungan jajaran perwira tinggi dan menengah TNI AD. Dibuat seakan penangkapan sesepuh TNI AD ini, dianggap telah menuduh bahwa keperpihakan TNI AD pada rakyat memiliki tujuan makar kepada pemerintah.
"Narasi dalam video tersebut secara sengaja diunggah untuk menggiring persepsi masyarakat dengan tujuan membenturkan institusi TNI dan Polri serta Lembaga Kepresidenan," katanya.
"Sekali lagi TNI menegaskan, bahwa isu berita tersebut tidak benar atau hoax, hal ini sangat berbahaya karena ada upaya mengadu domba antara TNI-Polri dan masyarakat lainnya," tambahnya.
Polda Metro langsung menelusuri beredarnya video tersebut. Video yang diunggah Minggu (4/12) itu, dinilai provokatif dan akan meresahkan masyarakat Indonesia.
"Hari ini, saya akan sampaikan yang pertama berkaitan dengan perkembangan kasus diduga makar. Kemudian yang terpenting adalah yang kedua berkaitan adanya berita aneh di media sosial," ujar Kapolda Metro Jaya.
Dikatakan, setelah ditelusuri, aparat kepolisian mendapatkan informasi video Youtube itu di-share dari akun Dragon TV.
Dia menjelaskan, di video itu dikabarkan beberapa perwira tinggi dan perwira menengah TNI AD marah terhadap penangkapan Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein dan Brigjen TNI (Purn) Adityawarman Thaha.
Dia menegaskan, informasi itu menyesatkan. Sekarang, pihaknya sedang menelusuri pemilik akun Dragon TV tersebut. Pihaknya sudah menelusuri ke TV Tiongkok, namun di negara itu tak ada Dragon TV memberitakan hal tersebut.
"Konteksnya ini berkaitan dengan informasi di sosmed yang menyesatkan, sekarang akunnya sedang saya cari yang mengatas namakan Dragon TV. Jadi sedang kita cari," ujarnya.
Oleh sebab itu, dia menyampaikan kepada seluruh khalayak ramai apa yang ada di medsos tak benar adanya. Oleh sebab itu masyarakat jangan percaya terhadap provokasi dan adu domba.
"Sebab itu saya minta kembali kepada khalayak ramai jangan coba coba melanggar UU ITE karena akan kami cari untuk dimintai pertanggungjawaban," tambahnya.
Ia memastikan, Polri dan TNI solid bersama-sama untuk mengamankan DKI Jakarta dan Indonesia. Sementara itu, Pangdam Jaya TNI Mayjen Teddy Lhaksmana, menilai berita itu tak penting. Dia meminta kepada media massa agar membantu menenangkan masyarakat.
"Kaitan dengan pemberitahuan di medsos dari Dragon TV membantu kami menenangkan masyarakat terhadap berita tak penting itu," tambahnya. (tribun/glery/wahyu aji)