Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menag Luncurkan Ensiklopedi Pemuka Agama dan Terjemahan Alquran Bahasa Daerah

Empat produk yang diluncurkan sangat bermanfaat dalam rangka penguatan budaya nusantara dan penguatan karakter bangsa.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Menag Luncurkan Ensiklopedi Pemuka Agama dan Terjemahan Alquran Bahasa Daerah
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Agama melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kemenag meluncurkan buku Ensiklopedi Pemuka Agama Nusantara dan Terjemahan alquran Bahasa Ibu (Daerah).

Peluncuran terjemahan Alquran dalam tiga Bahasa Daerah, yaitu Batak Angkola (Sumatera Utara), Toraja (Sulawesi Selatan), Mongondow (Sulawesi Utara) ini, dilakukan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ditandai dengan menempelkan telapak tangannya di icon telapak tangan layar monitor

Sebelumnya, Kemenag juga sudah menerbitkan terjemahan Al Quran bahasa Minang (Sumbar), Dayak Kanayan (Kalbar), Banyumas (Jateng), Kaili (Sulteng), Sasak (NTB), dan Makassar (Sulsel).

Dalam sambutannya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, empat produk yang diluncurkan sangat bermanfaat dalam rangka penguatan budaya nusantara dan penguatan karakter bangsa.

Menurutnya, buku ensiklopedi pemuka agama nusantara yang diluncurkan, berisi para pemuka enam agama.

"Ini sangat bermanfaat sebagai penyedia data dan informasi mengenai sejarah hidup para pemuka agama dalam berbagai aspek, minimal secara akademis, sosiologis dan kultural," kata Lukman dalam sambutannya di kantor Kemenag Jalan M.H THamrin Jakarta Pusat, Senin (19/12/2016).

Berita Rekomendasi

Secara akademis, kata Lukman, buku ini bisa dijadikan rujukan biografis pemuka agama sebagai aktor penting dalam pembinaan umat beragama, secara Sosiologis, dapat dijadikan sebagai bentuk apresiasi atas sumbangsih beliau dan secara kultural, mampu menjadi alat perekat yang memerankan fungsi edukatif, peneladanan dan penguatan peradaban nusantara.

"Harapan kami, buku ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam upaya penciptaan tata hubungan yang kondusif antarumat beragama, untuk penguatan NKRI," kata Menag.

Dirinya mengatakan, terjemahan Al-Quran ke Bahasa Ibu mempunyai beberapa manfaat utama.

Pertama, memberi layanan keagamaan bagi masyarakat yang tidak akrab dengan Bahasa Indonesia; Kedua, penterjemahan ini diharapkan membantu pelestarian dan pemeliharaan budaya lokal, utamanya bahasa agar tidak punah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas