Tunjukan Kepedulian Indonesia Terhadap Aleppo, Jokowi Surati PBB Hingga Bashar Al Assad
Pada tanggal 10 desember yang lalu, presiden kita (Joko Widodo) mengirimkan surat kepada pimpinan negara dari anggota Security Council yang tetap
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Armanatha Nasir mengatakan bahwa presiden RI Joko Widodo telah mengirimkan surat kepada sejumlah tokoh penting dunia.
Surat-surat tersebut dikirimkan ke sejumlah negara yang tergabung dalam anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN Security Council).
Surat tersebut menyikapi konflik yang terjadi di Suriah yang sudah banyak merenggut nyawa rakyat sipil.
"Pada tanggal 10 desember yang lalu, presiden kita (Joko Widodo) mengirimkan surat kepada pimpinan negara dari anggota Security Council yang tetap, yaitu Cina, Inggris, Amerika Serikat, Rusia dan Perancis," ujar Armanatha.
Hal tersebut diungkapkannya di Kementerian Luar Negeri, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (23/12/2016).
Selain mengirimkan surat kepada kelima negara tersebut, Jokowi, kata Armanatha, juga mengirimkan surat pada Sekjen PBB Antonio Guterres dan presiden Suriah Bashar al-Assad.
"Surat yang sama dikirimkan kepada Sekjen PBB dan juga kepada presiden Suriah," jelasnya.
Ia menambahkan, surat-surat tersebut dikirim untuk menyatakan bahwa Indonesia sangat peduli atas tragedi yang terjadi di Suriah.
"Tujuannya adalah menyampaikan keprihatinan kita, Indonesia yang sangat concern terkait situasi yang ada di Suriah saat ini khususnya di Aleppo," tegasnya.
Pernyataan tersebut ia sampaikan usai acara Media Gathering yang digelar di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat.
Dalam acara tersebut, hadir pula Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri Hasan Kleib.
Kemudian Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Direktorat Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri Indonesia Arko Harnanto.
Serta Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri Siti Sofia.