Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketika Militer Australia Plesetkan Pancasila Jadi Pancagila

Hubungan bilateral terutama kerjasama militer dua negara bertetangga Indonesia dan Australia kembali menghangat.

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in Ketika Militer Australia Plesetkan Pancasila Jadi Pancagila
dailyslave.com
Militer Australia 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hubungan bilateral terutama kerjasama militer dua negara bertetangga Indonesia dan Australia kembali menghangat.

Pasalnya, militer Australia secara terang-terangan telah menghina simbol dan lambang negara Indonesia, Pancasila.

Ini bukan pertama kalinya hubungan bilateral kedua negara memanas.

Pada Mei 2015 lalu, hubungan Indonesia-Australia memanas setelah keputusan pemerintah mengeksekusi Andrew Chan dan Myuran Sukuraman.

Sebagai reaksi, Dubes Australia di Jakarta telah dipanggil ke Canberra untuk konsultasi.

Singgung Timor Leste

Mengenai penghinaan Pancasila, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo buka-bukaan terkait pelecehan yang dilakukan pendidikan militer di Australia.

Baca: Menhan Australia Sedih dan Prihatin Terhadap Penghinaan Pancasila

Berita Rekomendasi

Gatot menyebut salah satu pelecehan yang dilakukan Austrlia yaitu menyebut Pancasila menjadi Pancagila.

"Pancasila yang diplesetkan jadi Pancagila," ujar Gatot di Rakernas Kementerian Pertanian 2017, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (5/1/2017).

Tak hanya itu, militer Australia juga menyinggung soal pisahnya Timor Leste dari Indonesia dan Papua.

Menurut Gatot pelecehan itu dimasukan ke dalam sistem pendidikan militer Australia sangat bertentangan dengan ideologi Indonesia.

Oleh karena hal itu Gatot dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu kompak untuk menghentikan kerjasama militer atas perintah Presiden Joko Widodo

"Pada saat mengajar disana, ditemukan hal tidak etis sebagai negara sahabat yang mendiskresikan TNI dan bangsa Indonesia, bahkan ideologi bangsa Indonesia," ungkap Gatot.

Langkah awalnya, Gatot pun meminta guru militer dari Indonesia yang ada di Australia untuk kembali ke tanah air. Hal itu dilakukan sampai masalah perselisihan dengan militer Australia selesai.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas