Guru Besar UI Ungkap Tulisan Pancagila di Ruang Kepala Sekolah Pasukan Khusus Australia
Hal ini Hikmahanto kemukakan menanggapi pelecehan yang dilakukan Australia terhadap Indonesia atas tiga hal.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Robertus Rimawan
Presiden Joko Widodo mengaku sudah mendapat laporan dari Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo terkait penundaan kerja sama militer TNI dan Australia Defence Force (ADF).
Jokowi menyetujui putusan tersebut sampai masalah yang ada bisa diselesaikan secara tuntas oleh kedua belah pihak.
"Ini masalahnya biar diclearkan dulu. Karena juga masalah, itu meskipun di tingkat operasional, tapi ini masalah prinsip," kata Jokowi di Jakarta, Kamis (5/11/2017).
Sebelumnya, Menhan mengakui penundaan kerja sama karena adanya oknum militer di Australia yang mengina dan melecehkan Indonesia dan Pancasila. Menhan menyebut oknum tersebut sudah diberi sanksi oleh ADF.
"Saat ini masalah itu, saya sudah perintahkan untuk ditangani oleh Menhan dan Panglima TNI. Saya kira hubungan kita dengan Australia masih dalam kondisi yang baik-baik saja. Hanya mungkin di tingkat operasional ini masih perlu disampaikan agar situasinya tidak panas," tambah Jokowi.
Yang pasti, lanjut Jokowi, Indonesia dan Australia sudah sepakat untuk saling menghormati, saling menghargai dan tidak campur tangan urusan dalam negeri masing-masing.
Australia investigasi serius
Menteri Pertahanan Australia Marise Payne menegaskan akan menangani secara serius temuan materi pelajaran pada fasilitas pelatihan bahasa Angkatan Darat Australia, yang diduga menghina TNI.
Menyikapi temuan materi itu, TNI telah melayangkan surat kepada Australian Defence Force (ADF) untuk menghentikan kerja sama militer kedua belah pihak.
“Kepala Angkatan Pertahanan Australia, Air Chief Marshal Mark Binskin, telah melayangkan surat kepada mitranya dari Indonesia, Jenderal Gatot Nurmantyo, bahwa persoalan ini akan ditangani secara serius dan kami akan menginvestigasi masalah yang mengemuka,” kata Payne dalam pernyataan resmi yang diunggah pada laman Kementerian Pertahanan Australia, www.minister.defence.gov.au, Rabu (4/1/2017).
Militer Australia, kata dia, menganggap persoalan itu sebagai sebuah masalah serius.
Proses penyelidikan dilakukan dan akan segera diselesaikan.
Sementara itu, meski kerja sama antarmiliter dihentikan, dia mengatakan, kerja sama pada sektor lain tetap berjalan.
“Australia berkomitmen untuk membangun hubungan pertahanan yang kuat dengan Indonesia, termasuk dalam hal kerja sama pelatihan. Kami akan bekerja sama untuk mengembalikan kepercayaan Indonesia secara penuh sesegera mungkin,” kata dia.
Payne mengaku telah bertemu Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat pertemuan antarmenteri pertahanan di Bali pada Oktober 2016.
Dalam pertemuan tersebut, sejumlah isu penting yang berkaitan dengan kedua belah pihak dibahas.
“Kemudian, setelah merilis 2016 Defence White Paper, kunjungan pertama saya adalah ke Indonesia untuk bertemu dengan Menteri Ryamizard,” ujarnya. (*)