TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI), Munarman, dilaporkan ke Mapolda Bali oleh beberapa tokoh dan pemuka agama Islam di Bali.

Laporan ini ternyata mendapatkan cukup banyak dukungan dari netizen.

Melalui kolom komentar berita Juru Bicara FPI Dipolisikan Ormas Bali, para netizen banyak yang memberikan dukungan terhadap tindakan tersebut.

Menurut mereka, langkah untuk melaporkan Munarman adalah tindakan yang tepat.

Hal ini karena ucapannya dianggap berbahaya dan bisa menimbulkan perpecahan antar suku di Indonesia.

"Pemerinta harus cepat mengambil tindakan terhadap FPI'
FPI selalu melakukan hal2 yg merugikan umat Islam sendiri, ini bahaya bisa merusak tatanan kerukunan masyarakat di NKRI..." tulis salah satu netizen.

"Front Perusuh..dimana2 kog yg ditebarkan bukan kedamaian? Ingat..siapa menabur angin akan menuai badai. Pertanyaannya, udah ke sekian kalinya begini kog gak ada keberanian pemerintah untuk membubarkan. Jg tunggu api makin membesar..akan makin sulit dipadamkan. Semoga berganti menjadi Front Pendamai..walau sepertinya mustahil,"  tulis netizen lainnya.

Ada juga yang menganggap FPI hanya sebatas 'boneka' saja sehingga yang perlu diperhatikan adalah siapa yang berada dibalik 'suburnya' FPI.

"Fpi cuma boneka. Yg harus dihancurkan itu partai2 oposisi pemasok dana ke fpi. Itulah yg bikin pemerintah sulit musnahkan fpi sudah menggurita jarinfannya disokong duit yg kuat. Isos bisa jd masuk jg disini. Rohnya sama... penghancur,"

Wah.. sudah mengerucut. Akhirnya dibukakan kepada kita siapa yg suka berbicara tidak berdasarkan fakta dan memecah belah. Sedihnya masih banyak yg percaya kepada ormas ini.

Badan intelijen mana, coba usut siapa dibelakang fpi, kok kayak gak ada yg berani membubarkan fpi? Usut coba sumber dana darimana, hal yang gak susah rasanya buat intelijen

Ucapan Munarman Dianggap Fitnah 

Laporan Munarman bermula terkait beredarnya video pertemuan antara pihak FPI dan pimpinan media televisi Kompas TV.

Ada pernyataan Munarman yang membuat masyarakat Bali terlebih umat Islam di Bali tersinggung karena tidak sesuai dengan fakta.