Ius Pane Langsung Bersujud dan Meminta Maaf, Zanette Histeris
Putri Ir Dodi Triono, Zanette Kalila Azaria dipertemukan dengan tersangka pembunuhan ayah, kakak dan adiknya, Ius Pane.
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM - Putri Ir Dodi Triono, Zanette Kalila Azaria dipertemukan dengan tersangka pembunuhan ayah, kakak dan adiknya, Ridwan Sitorus alias Ius Pane.
Pertemuan itu berlangsung di kantor Polres Jakarta Timur. Anet didamping ibunya, Almynda Saphirra.
Pada pertemuan itu Anet tak bisa membendung emosinya. Ia menangis histeris.
“Papa saya salah apa. Kakak dan adik saya salah apa sama kamu. Kamu liat muka saya. Kamu masih ingat muka saya?. Kita salah apa sama kamu,” kata Anet seperti diungkapkan ibunya, Almynda saat tampil diacara Hitam Putih Kamis 18 Januari 2017 lalu.
Ius Pane, kata Almynda, minta maaf dan bersujud di kaki Anet.
Namun Anet yang merupakan satu-satunya anak Dodi yang selamat dalam peristiwa itu terus menangis.
Anet sempat menggugah perasaan Ius Pane dengan menanyakan ibu-bapaknya.
"Mana papa mama kamu? Anet mau tanya, apakah mama papa kamu mendidik kamu menjadi orang baik. Kenapa kamu jadi orang jahat? Mana papa kamu?," ujar Anet yang terus menangis.
Saking emosinya, Anet sempat minta izin untuk memukul para tersangka tapi tak diizinkan ibundanya.
"Mama boleh saya pukul? Saya bilang jangan tidak boleh!," ujarAlmynda menasehati anaknya.
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, pihak kepolisian menggelar rekonstruksi atau reka adegan pembunuhan disertai penyekapan di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis, (19/1/2017) pagi.
Kapolres Jakarta Timur Kombes Agung Budjiono mengatakan, pihaknya batal menghadirkan seluruh tersangka dalam rekonstruksi.
Polisi hanya bisa menghadirkan satu tersangka yakni Ridwan Sitorus alias Iyus Pane.
"Karena tersangka yang dua (Alfins Bernius Sinaga dan Erwin Situmorang) belum bisa dibawa, pincang," kata Agung kepada wartawan di lokasi.
Menurutnya kedua tersangka yakni Erwin Situmorang dan Alfins Bernius Sinaga saat ini masih berada di Polres Metro Jakarta Selatan untuk mendapat perawatan akibat luka tembak pada kakinya.
"Keduanya masih di Polres. Masih dalam pengobatan. Enggak bisa kita paksakan jugakan," kata Agung.
Selain tidak bisa menghadirkan dua tersangka, Polisi juga tidak bisa menghadirkan para korban dengan alasan psikologis mereka belum stabil, sehingga peran korban digantikan oleh Polwan.
Agung Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Sapta Maulana, memimpin jalannya rekonstruksi.(*)