Adian: SBY Tak Perlu Takut dan Kecam Mahasiswa yang Hanya Bermodalkan Spanduk dan Pengeras Suara
"Kalau mau takut, maka takut dan kecamlah pelaku pemboman karena itu merenggut jiwa manusia," ujar Adian.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Baiknya Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak perlu takut dan mengecam mahasiswa yang hanya bermodalkan spanduk dan pengeras suara dengan tuntutan yang 1000% masuk diakal".
Demikian disampaikan Politikus PDI Perjuangan, Adian Napitupulu, Selasa (7/2/2017), menanggapi kicauan SBY di media sosial twitter, Senin (6/2/2017), yang meminta keadilan menyusul adanya aksi sejumlah mahasiswa di depan rumahnya.
"Kalau mau takut, maka takut dan kecamlah pelaku pemboman karena itu merenggut jiwa manusia," ujar Anggota Komisi VII DPR RI ini kepada Tribunnews.com, Selasa (7/2/2017).
Baca: Fadli Zon: Demo di Rumah SBY Direkayasa
Baca: Digeruduk Mahasiswa, Rumah SBY Kini Dijaga Ketat Petugas Gabungan TNI/Polri
Baca: Nasi Basi di Dalam Mobil yang Diamankan di Dekat Rumah SBY
Kalau mau takut dan mengecam, lanjut Adian Napitupulu, kecamlah mantan-mantan menteri yang ditangkap KPK karena korupsi mereka memiskinkan rakyat.
Karena itu pula masih menurut Adian Napitupulu, aneh jika ada mantan Presiden di negeri ini marah dengan aksi mahasiswa menolak isu SARA, meminta agar pelajaran Pancasila di lakukan di sekolah-sekolah, melawan organisasi yang ingin merubah Pancasila dan pemberantasan korupsi.
Adian Napitupulu menegaskan tidak ada yang salah dalam pertemuan mahasiswa maupun hasil pertemuannya sebagaimana di tulis dalam pernyataan sikap mereka yang tersebar luas melalui broadcast dan sosmed lainnya.
"Aneh bagi saya jika ada Mantan Presiden yang marah dengan aksi yang di dasari tuntutan itu," ujar Politikus PDI Perjuagan ini kepada Tribunnews.com.
Menurut Adian Napitulu, harusnya semua mantan presiden, semua jenderal, semua aparatur negara dan seluruh masyarakat mendukung sikap mahasiswa yang bersuara menolak isu SARA, meminta agar pelajaran Pancasila di lakukan di sekolah-sekolah, melawan organisasi yang ingin merubah Pancasila dan Pemberantasan Korupsi.
"Saran saya kalau mau komentar ya komentarlah tentang dugaan adanya makar. Jangan komentari aksi yang justru ingin menjaga keutuhan NKRI dan menjaga Pancasila sebagai Ideologi Negara," tegas Adian Napitupulu.
Adian Napitupulu juga angkat suara atas aneka tudingan yang dialamatkan kepada dirinya terkait aksi unjuk rasa di kediaman Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Kepada Tribunnews.com, Adian Napitupulu menegaskan bahwa mahasiswa adalah generasi muda Intelektual.
Mereka mampu berfikir dan bergerak sendiri.
Karena itu Adian Napitupulu ingatkan, jangan pernah meremehkan mahasiswa dengan menuding kegiatan mereka di dalangi, ditunggangi dan sebagainya.
Apalagi menunggangi sebuah pertemuan besar yang di ikuti sekitar 3.000 mahasiswa dari 500 kampus di 25 provinsi sebagaimana disebut dalam rilis mahasiswa yang tersebar di sosmed.
"Tidak ada yang sanggup, termasuk saya untuk menggerakan kekuatan intelektual muda sebesar itu," tegas aktivis 98 itu.
Hanya keprihatinan, kebesaran jiwa dan hati nurani mahasiswa menurut Adian Napitupulu, yang sanggup membuat mereka datang dari berbagai kota, membelah samudera dan melintasi gunung.
"Semangat yang sama dengan berbagai sejarah perubahan diseluruh belahan dunia yang dipelopori mahasiswa dan kaum muda," ujarnya.
Kediaman pribadi Presiden ke enam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kuningan, Jakarta Selatan digeruduk sejumlah orang pada Senin (6/2/2017) kemarin.
Sejumlah Politikus Partai Demokrat geram atas aksi tersebut.
Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu pun dituding sebagai aktor di balik demo itu.
Sejak Senin malam, jagat media sosial Twitter ramai perbincangkan nama Adian. Terlebih, mobil diduga milik Adian terparkir tak jauh dari lokasi demo tersebut.
Juru Bicara Partai Demokrat Imelda Sari bahkan terang-terangan menantang Adian.
Dalam kicauannya di akun twitternya @isari68, Imelda Sari menantang Adian demikian: "Saudara @Adian Napitupulu kami tunggu Anda kalau gentleman temui kami jangan hanya berani kirim demonstran cc@budimandjatmiko@andiariefaa." (*)