Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasca Terbakarnya Kapal Zahro, Kapal-Kapal yang Berlayar di Kepulauan Seribu Mulai Berbenah

Setelah kasus terbakarnya Kapal Zahro Express yang menewaskan 23 penumpang mencuat, prosedur keselamatan transportasi laut menjadi sorotan.

zoom-in Pasca Terbakarnya Kapal Zahro, Kapal-Kapal yang Berlayar di Kepulauan Seribu Mulai Berbenah
Eli Kamilah/KBR
Kusnadi yang merupakan nakhoda KM Colombus. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Setelah kasus terbakarnya Kapal Zahro Express yang menewaskan 23 penumpang mencuat, prosedur keselamatan transportasi laut menjadi sorotan.

Kapal tradisional yang diduga mengangkut 200an lebih penumpang telah menunjukkan karut marutnya transportasi laut.

Berikut kisah lengkapnya seperti yang dilansir dari Program Saga produksi Kantor Berita Radio (KBR).

Rabu pagi di Pelabuhan Kali Ade, Muara Angke, Jakarta Utara, suasana begitu ramai. Ratusan orang berhamburan sembari memegang tiket. Di sana, sudah ada lima kapal yang bersandar; di antaranya KM Trans Pasifik, KM Colombus, KM Rindu Alam, KM Diamond 21, dan KM Miles.

Kapal-kapal itu akan berlayar mengangkut para penumpang ke Kepulauan Seribu. Wisnu, baru saja pulang dari Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Selama tiga hari dua malam, ia bersama enam anggota keluarganya berlibur ke utara Teluk Jakarta itu.

Ia bercerita, bagaimana perlakuan awak kapal yang agak ketat dari biasanya. Semisal, imbauan kepada para penumpang agar memakai jaket pelampung sebelum berangkat.

“Semenjak kejadian kemarin itu, memang ada perubahan drastis. Semua disediakan lengkap dengan ada pelampung. Di data lengkap, sebelum berangkat semua nama-nama, usia dan jenis kelamin semua dicatat. Di sana juga sama didata akurat, ”ujar Wisnu.  

Berita Rekomendasi

Padahal dulu, boro-boro ada pemberitahuan, didata saja tidak.

“Kalau dulu nggak ada imbauan-imbauan. jadi kalau mau naik-naik aja, nggak di data sama sekali. Life jacket nggak ada, ”kata Wisnu.

Tapi kejadian awal tahun 2017, mengubah semuanya. Minggu pagi itu, kapal Zahro Express terbakar, 23 penumpangnya mati terpanggang.

Dari situ pula, persoalan bobroknya pengelolaan transportasi laut terbongkar. Mulai dari manifest yang tak jelas, lemahnya pelaksanaan prosedur keselamatan, hingga konstruksi kapal yang tak sesuai standard kelaikan. Hal itu diakui Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansah.

“Insya Allah kita dapat kewenangan pengelolaan yang akan diserahkan ke Dishub dan Provinsi. Kedua manajeman operasional atau manajemen angkutan lautnya, itu bapak. Bapak yang tentuin, pengurusnya bapak juga yang tentuin. Ketiga masalah keselamatan dan pengawasan itu domainnya KSOP, ”ujar Andri.  

Di Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, total ada 41 kapal yang beroperasi –hilir mudik mengantar para pelancong ke pulau-pulau di Kepulauan Seribu.

Puluhan kapal itu, milik perorangan. Sehingga, siapa pun bisa saja membuat dan menjalankan bisnis sebagai kapal wisata. Paling agar diakomodasi keanggotaannya, para pemilik bergabung dengan PT Samudera Sumber Artha (PT SSA).

Dinas Perhubungan DKI Jakarta pun mengklaim, puluhan kapal itu layak berlayar artinya mengantongi Sertifikat Kelaikan Kapal Penumpang Tradisional.

Sertifikat itu, kata Staf Pengawasan Keselamatan Pelayaran (PKP) Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Muara Angke Jakarta Utara, Ichwan Darwanto, diterbitkan berkala; antara enam atau setahun sekali.

"Masa berlaku sertifikat bervariasi. Jadi artinya masing-masing kapal itu docnya berbeda-beda. Artinya berlakunya sesuai dengan akhir doc itu, ”kata Ichwan.

Sertifikat kelaikan kapal penumpang itu juga harus memenuhi beberapa kelengkapan sarana keselamatan; alat navigasi, radi0 komunikasi VHF dan pelampung.

“Sesuai dengan makmulat dirjen perhubungan no 167/PHBL/11 jadi di situ ada petunjuk untuk terbitnya sertifikat kapal tersebut harus dilengkapi seperti rakit penolong tegar, yang dapat penampung seluruh pelayar, jadi penumpang dan awak kapal, ada pelampungnya minimal 2 buah. Baju penolong sejumlah pelayar, penumpang plus awaknya. Kemudian rangkat isyarat tanda bahaya seeprti cermin dan senter, alat navigasi seperti kompas seperti merah hijau itu, mesinya, jangkar dan tali jangkar minimal satu buah, dan alat pemadam kebakaran minial 1 buah dekat mesin, ”papar Ichwan.

Saya pun melihat-lihat kapal yang dikemudian Kusnadi –nakhoda KM Colombus. Kepada saya, ia menunjukkan kapal  warna biru putih berbobot 77 grosston.

Kapal ini dibuat pada 2012, dimiliki seorang warga Kepulauan Seribu bernama Hidayat dengan kapasitas 180 orang. Sepekan sekali, kapal ini biasa berlayar memboyong wisatawan ke Pulau Kelapa. Dalam sehari, bisa mengangkut 50-an penumpang.

KM Colombus terdiri dari dua tingkat. Di dek bawah terbagi dua; untuk penumpang dan mesin. Untuk penumpang, dibuat lebih luas hingga memuat 90-an kursi –dengan bentuk memanjang, muat hingga tiga orang. Sementara ruang mesin, ada di belakang kapal –tertutup rapat. Ukuran ruang mesin kira-kira 4x3 meter dengan kedalaman 1,2 meter. Untuk genset, kata Kusnadi, sengaja dipepetkan dengan mesin.

 “Itu di sebelah mesin ada gensetnya. Memang biasanya gensetnya di sini? Ada yang jadi satu di kamar mesin, ada yang di atas. Kalau ini saya taruh di sini lebih aman, karena solar. Kalau bensin kan uap panas saja sudah ngeri, ”ujar Kusnadi.

Dari penuturan Kusnadi, selama ini kapal-kapal tradisional lazimnya menggunakan genset dengan bahan bakar jenis Solar atau Premium. Genset digunakan untuk penerangan, kipas angin ataupun charger handphone.

Tiap berlayar, paling tidak menghabiskan 350 liter Solar untuk mesin dan genset. Sedang tabung pemadam kebakaran berada di sisi kanan kiri kapal. Total, ada lima tabung yang disiapkan.

Sayangnya, sebelah kanan dan kiri mesin, dipasangi kursi-kursi penumpang. Padahal, untuk standar keselamatan yang ditetapkan Kementerian Perhubungan, ruang mesin dan penumpang harus terpisah.

Penulis : Eli Kamilah/ Sumber : Kantor Berita Radio (KBR)

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas