Presiden Jokowi Diminta Jangan Masuk Jebakan Mafia Migas
Arief menduga Presiden Joko Widodo kelihatannya mulai terpancing untuk menjadikan BUMN Pertamina sebagai ATM Politik persiapan maju dalam pilpres 2019
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono mengatakan, pencopotan Dirut dan Wadirut Pertamina yang dilakukan terlalu transparan dan tidak main cantik oleh Joko Widodo kental adanya sejumlah agenda besar oleh sekelompok mafia migas yang dahulu menjadi benalu di Pertamina dan sekarang hampir dikatakan tidak bisa berkutik setelah Petral dibubarkan.
Arief menduga Presieden Joko Widodo kelihatannya mulai terpancing untuk menjadikan BUMN Pertamina sebagai ATM Politik persiapan majunya dalam pilpres 2019 dengan mengunakan usulan mafia migas yang mengiming iming agar bisa mendapatkan dana persiapan pilpres
"Dua tahun dianggap cukup Mohamad Reza tiarap untuk tidak bersentuhan dengan Pertamina dan mencari moment saat panasnya pilkada DKI Jakarta sehingga mencopot Dirut dan Wadirut Pertamina tidak akan menarik atensi publik," kata Arief dalam keterangan pers, Selasa (7/2/2017).
Baca: Dirut Pertamina Diincar Kelompok yang Terafiliasi Mafia Migas dan Papa Minta Saham?
Arief mengaku aneh pencopotan ini mengingat dua tahun terakhir dengan jatuhnya harga minyak dunia banyak National Oil Corporation yang merugi hingga melakukan PHK kepada karyawannya ,tetapi Pertamina yang merupakan NOC Indonesia justru bisa bertahan dan menghasilkan keuntungan malah Dirutnya dicopot.
Arief mengingatkan Presiden Joko Widodo jangan masuk dalam jebakan para mafia migas yang mengiming imingkan dana persiapan pilpres 2019 dengan menjadikan Pertamina sebagai ATM politik karena program kedaulatan energi yang ditargetkan Joko Widodo akan gagal total.
"Untung saja RUPSLB minggu lalu yang kental saling tarik menarik kepentingan antara kelompok mafia migas dan kelompok Pertamina nasionalis dan untungnya Joko Widodo tidak langsung mengangkat Dirut baru secara definitive," katanya.
Baca: Kata Luhut Soal Perombakan Jajaran Direksi Pertamina
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu ini mendapatkan informasi, Presiden Jokowi sempat mendapatkan masukan dari seseorang akan adanya kelompok mafia migas era SBY akan merorong Pertamina dengan meyodorkan calonnya.
"Akhirnya Presiden mengangkat Plt Dirut Pertamina dari legacy Pertamina yang tadinya sebagai direktur Gas di Pertamina untuk mengambil jalan tengah. Untungnya Plt Dirut Pertamina Yenni Andayani yang diangkat juga merupakan sosok yang punya kinerja dan kemampuan yang bagus di Pertamina," katanya.
Publik sudah paham bahwa kinerja dijajaran pemasaran dan hilir sangat baik dan ini meyebabkan Pertamina manpu meraih keuntungan disaat bisnis Migas redup di seluruh dunia.
Baca: Ada Proyek di Balik Pendongkelan Dirut dan Wakil Dirut Pertamina?
"Pemerintah sangat bijak jika memperkuat sektor hilir pertamina dengan memposisikan insan pertamina yang teruji profesionalismenya dan mampu memotivasi dan menjadi perekat yang kuat antar insan pertamina sehingga mampu menjadikan pertamina sebagai bumn yang handal dalam menjalankan misi pemerintah," katanya.
Ia menghimbau agar karyawan Pertamina berani menolak akan adanya usaha usaha penempatan orang orang di jajaran Direksi dan Komisaris yang akan mengerogoti Pertamina.