SBY Bilang Banyak Orang yang Takut Bertemu Dirinya Sebulan Terakhir
Menurut Mantan Presiden RI ke-6 itu, jangankan bertemu, orang-orang dan kerabat dekatnya pun enggan menerima telepon darinya.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menggelar jumpa pers di kediamannya Jalan Mega Kuningan Timur VII, untuk menanggapi statment dari Mantan Ketua KPK Antasari Azhar, Selasa (14/2/2017).
Sebelum mengatakan soal dirinya merasa difitnah oleh statment-atatment Antasari, SBY bercerita jika sebulan terkahir ini banyak orang yang enggan menemuinya.
"Terima kasih insan pers sudah datang, saya apresiasi karena sebulan terakhir ini banyak yang tidak berani bertemu saya," kata SBY saat memulai sambutannya, Selasa (14/2/2017).
Menurut Mantan Presiden RI ke-6 itu, jangankan bertemu, orang-orang dan kerabat dekatnya pun enggan menerima telepon darinya.
"Menerima telepon dari saya pun menghindar, katanya takut kalau disadap dan takut susah," kata dia.
SBY juga mengatakan, sejak November tahun lalu, tepat saat putera sulungnya Agus Harimurti Yudhoyono maju di Pilkada DKI Jakarta, keluarganya kerap mendapat tekanan dari berbagai pihak.
Selain itu, kata dia, banyak kolega yang memperingatkan, jika bebasnya Antasari dari tahanan, cepat atau lambat kasusnya akan kembali diungkit dan menyeret nama dirinya.
"Saya mengatakan dari hati terdalam luar biasa negara kita ini, sejak November, saya SBY dan keluarga terus menerus diserang, tujuannya agar Agus kalah," ungkap dia.
Soal aksi buka mulut yang dilakukan Antasari yang menyeret nama dirinya, SBY juga mengatakan itu sebagai salah satu upaya politik untuk menjungkalkan pasangan Agus-Sylviana.
"Serangan ini diluncurkan dan dilancarkan satu hari sebelum pemungutan suara, sulit untuk tidak mengatakan bahwa ini adalah serangan fitnah dan pembunuhan karakter langsung terkait Pilkada Jakarta," kata Ketua Umum Partai Demokrat itu.
SBY juga menyebut, jika ini adalah sebuah black campaign untuk menyerang Agus-Sylviana.
"Sama seperti saat Pilpres 2004 lalu, saat Minggu tenang, saya dapat fitnah dari buletin uang diedarkan, dan ini juga terjadi pada Agus yang ditakdirkan sama dengan nasib saya pada 2004," kata dia.
Acep Nazmudin/Warta Kota