KPK Periksa Staff Biro Perencanaan Kementerian PUPR Untuk Tersangka Yudi Widiawan
Febri menjelaskan dua saksi itu yakni Faisol Zuhri, Staff Biro Perencanaan Kementerian PUPR dan Wismo Rahardjo, Kepala Cabang PT Nindya Karya Ambon.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidik KPK mengagendakan pemeriksaan dua saksi dalam kasus penerima hadiah terkait suap proyek jalan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun anggaran 2016.
"Ada dua saksi yang diagendakan diperiksa untuk tersangka YWA," kata Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, Kamis (2/3/2017).
Febri menjelaskan dua saksi itu yakni Faisol Zuhri, Staff Biro Perencanaan Kementerian PUPR dan Wismo Rahardjo, Kepala Cabang PT Nindya Karya Ambon.
Baca: Jokowi Berharap Raja Salman Nikmati Keindahan Alam di Bali
Sementara untuk Yudi Widiawan Adi (YWA) sudah berstatus tersangka.
Namun hingga kini penyidik belum menjadwalkan pemeriksaan terhadapnya.
Walau Yudi belum diperiksa, penyidik sudah banyak memeriksa saksi bagi Yudi diantaranya Adhi Prihartanto, Tan Lendy Tanaya, So Kok Seng alias Aseng, H Paroli, Ari Apriansyah, dan Slamet Waluyo.
Sementara rekan Yudi sesama anggota DPR yang juga berstatus tersangka dalam kasus ini, Musa Zainuddin (MZ) sudah ditahan penyidik KPK.
Musa yang berasal dari Fraksi PKB itu ditahan sejak Kamis (23/2/2017) silam di Rutan Guntur selama 20 hari ke depan.
Baca: Lima DPRD Sumut Divonis Penjara 4 Tahun dan Denda Rp 200 Juta
Penahanan kepada Musa dilakukan setelah Musa diperiksa perdana sebagai tersangka.
Sebelumnya, Kamis (16/2/2017) Musa berhalangan hadir saat panggilan pertama sebagai tersangka.
"MZ disangkakan Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 UU No 31 tahun 1999 sebagaimana diubah UU Nomor 20 tahun 2001 jo Pasal 5d ayat 1 ke 1 KUHP," tambah Febri.
Dalam kasus ini KPK telah menetapkan 10 tersangka, termasuk dua tersangka baru.
dua tersangka baru tersebut anggota Komisi V DPR fraksi PKS, Yudi Widiana Adi (YWA) yang diduga menerima uang dari Abdul Khoir, Dirut PT WTU Rp 4 miliar.
Serta Musa Zainuddin (MZ), dari Fraksi PKB yang diduga menerima suap Rp 7 miliar dari Sok Kok Seng.
Kasus ini berawal dari adanya Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada Januari 2016 silam terhadap Damayanti Wisnu Putranti.
Selain Damayanti, KPK juga menangkap dua rekan Damayanti yakni Julia P dan Dessy Edwin.
Mereka disangkakan menerima suap dari Abdul Khoir yang juga ditangkap.
Kasus berkembang dengan penangkapan tersangka lain, yakni Budi Supriyanto, Amran, Andi Tito dan Sok Kok Seng.
Dalam beberapa kali persidangan, nama Yudi dan Musa sering disebut sebagai pihak yang ikut serta menerima uang suap miliaran rupiah.