Fakta-fakta Menarik dari Ground Handling Penerbangan Kerajaan Arab Saudi di Jakarta
“Di tengah ekspektasi tinggi dari semua pihak terkait, kami bersyukur operasionalnya berjalan dengan lancar melebihi harapan,”
Editor: Malvyandie Haryadi
Pesawat menginap (ron) di Bandara Halim. Penerbangan lain untuk rombongan Kerajaan Arab Saudi itu menggunakan pesawat Boeing 737-700, Gulfstream G4, Boeing 747-400, Boeing 757, dan Boeing 777-300.
Di Halim dan Ngurah Rai, JAS menyiapkan peralatan penunjang ground handling, yakni 66 motorized & non–motorized pada 24 Februari, serta 25 Februari mendatangkan tujuh peralatan tambahan: dua pushback, dua high loader, satu invalid passenger lift (IPL), satu apron bus, dan dua baggage towing tractor (BTT).
Banyak dukungan diberikan agar ground handling yang dilaksanakan JAS berjalan lancar, khususnya dari Otoritas Bandara Wilayah I Soekarno-Hatta dan PT Angkasa Pura II (Persero).
Berkat dukungan itu, pengiriman ground support equipment (GSE) tambahan dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta ke Halim hanya membutuhkan waktu satu hari.
Padahal biasanya proses perizinan dan pengiriman itu membutuhkan waktu empat hari.
Ada permintaan dari Saudia pada detik-detik terakhir pada 28 Februari pukul 14.00 WIB berupa pemasangan kanopi dan karpet merah di dua tangga penumpang motorized milik JAS. Permintaan tersebut dapat diselesaikan pada pukul 23.00 WIB pada hari yang sama.
Padahal normalnya untuk pemasangan kanopi dan karpet merah itu memakan waktu dua hari.
JAS siap mengantisipasi segala kemungkinan lewat penyediaan IPL. Hal ini terbukti berguna karena pada penerbangan 28 Februari IPL difungsikan.
Setelah menangani penerbangan Raja Salman pada pukul 12.30 WIB, JAS harus siap menangani tiga penerbangan dalam waktu ketibaan yang sangat berdekatan.
Tiga penerbangan ini hanya berselisih 15 menit antara satu penerbangan dengan penerbangan lainnya.