Kisah Nenek Supini, Dulu Pengusaha Bahan Bangunan, Kini Dipaksa Jadi Pengemis
Pekerjaan Nenek Supini memasok pelanggan yang membutuhkan meterial seperti pasir, semen, kayu dan sebagainya.
Editor: Hasanudin Aco
"Beliau (Nenek Supini) itu lama sekali tidak pulang, kalau pulang ya cuma sebentar, di rumah saya atau ke keponakan lainnya. Setelah itu tiba-tiba pergi lagi entah ke mana," ujar Sukeni yang bekerja sebagai buruh serabutan itu.
Sukeni mengatakan, Nenek Supini memiliki sifat yang keras.
Saudara-saudaranya sudah kerap menasihatinya agar tidak perlu lagi merantau dan cukup beristirahat di rumah saudara-saudara.
"Nenek Supini itu keras, sulit sekali dinasihati, malah suka marah-marah. Mungkin karena sudah sangat sepuh (lansia) ya. Kami sampai tidak tahu mau berbuat apa," ujarnya.
Sukeni sendiri mengetahui kondisi Nenek Supini yang diduga dipaksa mengemis, dari perangkat desa dan kecamatan yang bertandang ke rumahnya, Senin (6/3/2017) malam.
Bapak tiga putra ini diminta untuk menjemput Nenek Supini yang kini ditampung di sebuah panti di Kota Semarang.
"Besok saya diminta menjemput Nenek Supini, didampingi petugas Dinas Sosial Magelang, tapi saya belum bisa memutuskan bagaimana dan dimana Bibi Biyung akan tinggal. Karena keponakan beliau tidak hanya saya, ada banyak, jadi kami harus berembuk dulu," katanya.
Astadi (80), salah seorang tetangga Sukeni, mengaku kenal dengan Nenek Supini.
Namun ia tidak lagi mengetahui keberadaan Supini sejak beberapa tahun silam.
Astadi hanya mengetahui bahwa Nenek Supini masih memiliki banyak saudara di Dusun Ngaran, Desa Ngasinan, ini.
"Nggih kula tepang nanging pun dangu sanget boten mangertos kahanane sakniki, pun dangu kesah (Ya, saya kenal tapi sudah lama sekali tidak tahu keadaannya sekarang, sudah lama pergi)," ujar Astadi mengenang Nenek Supini.
Camat Grabag Labaika Nugroho menyatakan Nenek Supini masih tercatat sebagai warga Desa Ngasinan karena belum pernah mengurus surat pindah.
Akan tetapi, informasi yang diperoleh menyebutkan bahwa Nenek Supini memang gemar merantau ke luar kota dan terakhir ditemukan di Kota Semarang.
“Yang bersangkutan masih penduduk Desa Ngasinan karena belum pernah mengurus pindah. Yang bersangkutan juga sering pergi dari rumah,” kata Labaika.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.