Soal Kasus e-KTP, Nurul Arifin Enggan Komentari Pernyataan Ahok
Ketua DPP Golkar Nurul Arifin enggan berkomentar soal ucapan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Golkar Nurul Arifin enggan berkomentar soal ucapan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Nurul hanya berkomentar singkat mengenai pernyataan Ahok.
"Tanya Ahok saja," kata Nurul di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (8/3/2017).
Nurul tetap enggan menjawab ketika ditanya hal yang sama.
"Enggak penting itu," kata Nurul.
Baca: Ramai Kasus E-KTP, 2 Tahun Lalu Ahok Pernah Ungkap Cerita Mengejutkan di Depan Ratusan Polisi
Sebelumnya diberitakan, saat ditanya wartawan belum lama ini, Ahok mengatakan, ketika masih menjadi anggota Komisi II DPR RI dia merupakan orang yang paling keras menolak proyek pengadaan KTP elektronik atau e-KTP.
Ahok mengatakan hal itu untuk mengomentari isu yang menyebutkan dia ikut menerima dana dari pengadaan e-KTP.
"Saya paling keras menolak e-KTP. Saya bilang pakai saja bank pembangunan daerah, semua orang mau bikin KTP pasti ada rekamannya kok. Ngapain habisin Rp 5 triliun."
Bukan hanya kali ini Ahok bersuara lantang terkait kasus KTP elektronik tersebut.
Dua tahun lalu, mantan politisi Partai Golkar ini pernah menuturkan upaya membungkam dirinya saat masih menjadi anggota Komisi II DPR RI.
Sebagaimana pernah dilansir Kompas.com, cerita ini disampaikan Ahok saat dirinya menjadi pembicara dalam Seminar Sespimma Polri, di Balai Agung, Balai Kota, Kamis (11/6/2015).
Menurut Ahok, upaya tersebut dilakukan Nurul Arifin yang kala itu diminta oleh petinggi Partai Golkar.
"Saya masih ingat Nurul Arifin ngomong begini ke saya, 'Hok, ini fraksi ngomong ke gue nih, lu mau dipindahin dari Komisi II. Karena kasus e-KTP, lu itu terlalu galak dan ribut-ribut melulu, mana lu mau bikin pembuktian terbalik, UU Pemilukada, macem-macem, jadi lu mau dipindahin'," kata Basuki menirukan ucapan Nurul.