Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pilkadanya di Jakarta Kenapa Kisruhnya Sampai di Sumatera Barat?

Beberapa anggota Pena 98 mendatangi dan melakukan audiensi di Kantor Bareskrim Mabes Polri

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pilkadanya di Jakarta Kenapa Kisruhnya Sampai di Sumatera Barat?
Rizal Bomantama/Tribunnews.com
Anggota Pena 98 melakukan audiensi dengan Bareskrim Mabes Polri di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Kamis (23/3/2017) atas terjadinya penusukan terhadap Aznil (43) karena perbedaan pendapat politik di Kabupaten Agam, Sumatera Barat tanggal 21 Maret 2017 lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perhimpunan Nasional Aktivis 98 (Pena 98) mengecam aksi penikaman terhadap Aznil (43) warga kampung Tiku, Nagari Tiku Selatan, Agam, Sumatera Barat, Selasa (21/3/2017) lalu.

Beberapa anggota Pena 98 mendatangi dan melakukan audiensi di Kantor Bareskrim Mabes Polri, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Kamis (23/3/2017) siang.

Anggota Pena 98 menyangkan aksi penyerangan yang dilakukan di Masjid Raya Tiku itu oleh Idham Firmantara (39) itu berdasarkan perbedaan pilihan politik.

"Aznil ini sangat pro kepada Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama sementara ia juga mengetahui bahwa pelaku penusukan sangat tidak menyukai pilihan politiknya."

"Kami khawatir peristiwa serupa terjadi di beberapa tempat lain di Indonesia. Pilkadanya di Jakarta tetapi kenapa kisruhnya sampai Sumatera Barat, kami khawatir orang-orang Indonesia tidak bisa menghargai perbedaan pendapat," ujar Oktav NS, Presidium Pena 98.

Pena 98 merasa perlu membawa kasus ini ke Jakarta sehingga menjadi isu nasional lantaran kekhawatiran mereka terhadap kebebasan berpendapat di Indonesia.

Oleh karena itu mereka meminta Bareskrim Mabes Polri mengawal kasus ini.

Berita Rekomendasi

"Kami sudah melaporkan langsung kasus ini saat malam kejadian kepada Polres Agam, Kapolda Sumatera Barat dan beliau berjanji merespon ini secepatnya. Karena pelaku belum tertangkap hingga sekarang."

"Kami ingin negara hadir untuk menghalau pembenaran tindakan kekerasan yang didasari perbedaan pendapat. Kami juga meminta seluruh rakyat Indonesia dan Jakarta khususnya untuk bergandengan melawan adu domba, provokasi Sara, dan penyebaran kebencian," ucap Said Junaidi, anggota Pena 98 lainnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas