Susi Pudjiastuti Bawa Nelayan Wakatobi Penderita Tumor Tulang ke Jakarta
Dudung (24), nelayan muda penderita tumor tulang ganas sempat menolak diajak ke Jakarta. Namun ia luluh setelah dibujuk ibunya
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dudung (24), nelayan muda penderita tumor tulang ganas sempat menolak diajak ke Jakarta. Namun ia luluh setelah dibujuk ibunya.
Anak kedua dari pasangan Tuti (50) dan Mula (40) menderita tumor tulang sejak Juli 2015 lalu. Lutut kanannya membengkak sehingga ia tak bisa menjalankan hobinya bermain bola. Bahkan untuk berjalan pun ia tidak mampu.
Prihatin melihat kondisi itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Wakatobi, Senin (3/4/2017), mengajak Dudung ke Jakarta untuk mendapatkan pengobatan di RSAP Gatot Subroto.
Setelah dibujuk, Dudung akhirnya dibawa ke Jakarta bersama Menteri Susi dan rombongan dengan menggunakan penerbangan Susi Air dari bandara Matahora, Wangi-wangi, Wakatobi pada Selasa (4/4/2017).
"Kita sudah gadaikan kita punya rumah. Kita juga sudah jual bodi (badan perahu kecil) semua untuk Dudung, " ungkap ibu Dudung, Mula, seperti dikutip dari KKPNews.
Menurut Mula, Dudung adalah tulang punggung keluarga. Setelah menderita tumor tulang ganas, Dudung tak bisa lagi mencari nafkah. Selama ini, keluarganya tak punya banyak uang untuk biaya pengobatan Dudung.
Bahkan untuk makan sehari-hari pun mereka kesulitan. Untuk menghidupi keluarganya, Mula mengaku bersama suami dan anak-anaknya bekerja mengumpulkan pasir untuk dijual. Mereka juga kerap menawarkan diri untuk bersih-bersih di rumah tetangga untuk mendapatkan penghasilan.
Ayah Dudung, Tuti pasrah dengan keadaan Dudung. Meski begitu ia sangat mengharapkan anaknya itu bisa sembuh dan kembali menjadi tukang punggung keluarga.
Menteri Susi sendiri melihat keadaan kampung nelayan kawasan Mola Raya kampung Suku Bajo begitu memperihatinkan. Sampah berserakan dimana-mana dan banyak masyakarat yang sakit.
Dalam kunjungannya, Menteri Susi dan rombongan melakukan kerja bakti membersihkan sampah-sampah, saluran air, dan akses MCK warga, serta menyediakan layanan berobat gratis.
"Warga suku Bajo yang sakit-sakit, bisa berobat ke Poskesdes yang sudah disediakan. Kita buka dua hari. Yang sakit parah, kalau butuh rujukan ke rumah sakit yang besar, nanti akan dibantu," kata Susi.(Yoga Sukmana)