Tiga Terduga Teroris Lamongan Jaringan JAD dan Pemasok Senjata Kelompok Bom Thamrin
Menurut Martinus, Zainal Anshori merupakan salah seorang pimpinan lapangan kelompok Bom Thamrin.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tiga terduga teroris di Lamongan, Jawa Timur, Jumat (7/4/2017) pagi.
Polri melansir, ketiganya ditangkap karena diduga bagian kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan terlibat aksi teror Bom Thamrin pada awal 2016.
Demikian disampaikan Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul, di komplek Mabes Polri, Jakarta, Jumat (7/4/2017) siang.
Ketiga terduga teroris yang ditangkap tim Densus 88 adalah Zainal Anshori alias ZA (50), Hendis Efendi alias AB dan Zaenal Hasan alias ZH.
"Penangkapan ini juga masih jaringan Suryadi Masud yang beberapa hari lalu ditangkap di hotel di Cikarang," ujar Martinus.
Menurut Martinus, Zainal Anshori merupakan salah seorang pimpinan lapangan kelompok Bom Thamrin.
Dia ditunjuk gembong teroris Aman Abdurrahman menjadi salah seorang pimpinan JAD.
Pimpinan JAD lainnya yang ditunjuk adalah Rois dan Suryadi Mas'ud alias SM alias Abu Ridho.
Zainal Anshori dan Abu Ridho terlibat pembelian senjata api ke kelompok teroris Filipina Selatan, Anshor Daulah Philipina, pimpinan Hapilon Isnilon.
Abu Ridho membeli 17 pucuk M16 dan 1 pucuk M14.
Transaksi pembelian dilakukan oleh Nanang Kosim dan Andi Baso (tersangka bom gereja di Samarinda) di Nunukan.
Sementara, Zainal Anshori dan Zaenal Hasan berhasil melakukan transaksi pembelian 5 pucuk pistol di Sangihe Talaud.
Sebanyak dua pistol di antaranya diserahkan ke kelompok aksi teror Thamrin, yakni Afif dkk. Dan tiga pucuk diduga masih disimpan Zaenal Anshori.
"Saat penangkapan Zainal Anshori tidak ditemukan senpinya. Tiga senpi lainnya masih kami cari," ujarnya.