Yenny Wahid Kaget Hasil Survei Tunjukkan Intoleransi Cukup Tinggi di Indonesia
Survei itu dilakukan Wahid Institute bekerjasama dengan LSI di 34 provinsi dengan menggunakan multistage random sampling.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Putri Abdurrahman Wahid, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau Yenny Wahid mengaku kaget melihat hasil survei yang menunjukkan intoleransi di Indonesia cukup tinggi. Survei itu dilakukan Wahid Institute bekerjasama dengan LSI di 34 provinsi dengan menggunakan multistage random sampling.
"Jelas keabsahannya, survei membuat kami terkaget-kaget saat ingin lihat potret intoleransi," kata Yenny usai diskusi di Hotel Century, Jakarta, Rabu (12/4/2017).
Yenny mengungkapkan hasil yang didapat menunjukkan anak laki-laki usia muda rentan terkena radikalisasi dibandingkan perempuan. Contohnya, anak laki-laki ingin merusak tempat ibadah dan berjihad.
Sedangkan perempuan, kata Yenny, lebih kepada intoleran. Terdapat sejumlah indikator mengenai hal tersebut. "Tidak mau bertetangga dengan orang yang tidak disukainya. Siapa itu ada 9 kelompok diantaranya LGBT, Komunis, Yahudi, Kristen, Wahabi dan lainnya," kata Yenny.
Yenny mengungkapkan contoh intoleransi itu seperti tidak mau bertetangga walaupun seagama. Kemudian menolak pencalonan seseorang sebagai pejabat publik. "Kita sudah sampaikan ini ke pemerintah," kata Yenny.
Selain itu, Yenny juga menyinggung mengenai sifat Gus Dur yang banyak disalahpahami. Sebab, Gus Dur dianggap hanya pembela kelompok minoritas. Padahal Gus Dur membela kelompok lemah dan dilemahkan. Kelompok tersebur bisa berasal dari minoritas maupun mayoritas.
"Jaman soeharto yang dilemahkan kaum mayoritas, setelah jaman reformasi dilemahkan minoritas agama. Kalau minoritas melakukan intimidasi pasti akan dibela korbannya," kata Yenny.