Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kata Menteri Susi, Ada yang Mempolitisasi Cantrang Nelayan

"Dan masyarakat mengerti, namun ada yang mempolitisasi. Yang akhirnya membuat nelayan tidak move on," ujar Susi.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kata Menteri Susi, Ada yang Mempolitisasi Cantrang Nelayan
Koresponden Tribunnews/Richard Susilo
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti di Tokyo Jepang. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengungkapkan politisasi terhadap persoalan alat tangkap cantrang telah membuat para nelayan menjadi ragu untuk beralih ke alat tangkap yang ramah lingkungan.

Padahal Susi sudah melarang nelayan menggunakan alat tangkap cantrang.

"Yang saya sayangkan, kita sudah mengatur sedemikian rupa dan disosialisasikan ke masyarakat. Dan masyarakat mengerti, namun ada yang mempolitisasi. Yang akhirnya membuat nelayan tidak move on," ujar Susi di Gedung Sasana Kriya TMII, Jakarta, Kamis (5/4/2017).

Baca: Cak Imin Minta Menteri Susi Luangkan Waktu untuk Nelayan

Susi menuturkan, jika nelayan ditanya satu-persatu mengenai alat tangkap cantrang berbahaya atau tidak, maka nelayan-nelayan akan kompak menyebut alat tangkap cantrang dapat merusak laut.

"Coba tanya sama nelayan yang benar, apakah cantrang itu berbahaya atau tidak. Pasti nelayan yang bener akan bilang itu merusak. Bahkan daerah Bagan Siapi-api dulu yang banyak ikannya, tetapi dalam dua dekade habis karena pakai pukat harimau," tuturnya.

Baca: Ini Reaksi Jokowi Dengar Ada Kebijakan Menteri Susi yang Rugikan Nelayan

Berita Rekomendasi

Maka dari itu, Susi meminta urusan cantrang tidak dipolitisasi atau menjadi komoditas politik.

Agar, kebijakan pemerintah dapat diterima dengan baik oleh masyarakat luas.

"Kepada petinggi, pejabat partai politik, untuk tidak memakai urusan masa depan bangsa ini jadi komoditas politik," tandasnya.

Penulis: Achmad Fauzi

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas