Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahok Bilang Kasusnya Dipaksakan Karena Tekanan Massa dan yang Penting Tak Jadi Gubernur Lagi

"Sudah 21 kali sidang, mau ngapain besok? Cuma dengerin hakim. Pasrah saja," kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Selasa (8/5/2017).

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ahok Bilang Kasusnya Dipaksakan Karena Tekanan Massa dan yang Penting Tak Jadi Gubernur Lagi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Massa aksi bela Islam 55 berjalan dari Masjid Istiqlal menuju Mahkamah Agung, Jakarta, Jumat (5/5/2017). Aksi Bela Islam yang digagas oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI tersebut menuntut hukuman maksimal pada putusan pengadilan kasus penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama pada 9 Mei mendatang. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

 TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Terdakwa dugaan penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku hanya bisa pasrah menghadapi putusan yang akan dibacakan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (9/5/2017) besok.

Ahok juga mengaku siap apapun putusan yang dijatuhkan hakim kepada dirinya.

"Sudah 21 kali sidang, mau ngapain besok? Cuma dengerin hakim. Pasrah saja," kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Selasa (8/5/2017).

Dirinya menyerahkan semua keputusan kepada hakim. Ahok hanya berharap kepada Tuhan apapun yang dijatuhkan adalah yang terbaik.

"Ya kita mau bilang apa. Tersangka juga dipaksakan, kok. Saya bilang itu dipaksakan. Ada perbedaan pendapat di kepolisian, kok. Mana ada dalam sejarah hukum kita begitu cepat, hitungan jam jaksa langsung periksa. Ini kan tekanan massa saja. Politik saja, yang penting kan Ahok enggak jadi gubernur lagi," tutur Ahok.

Baca: Ahok: Pak Jokowi Enggak Pernah Masuk Busway

Ahok pun mengaku tidak memiliki persiapan lain jika majelis hakim memutus bebas.

Berita Rekomendasi

"Enggak ada ritual-ritual. Kerja aja lah sampe Oktober," ujarnya.

Ahok pasrah kepada Tuhan atas kasus hukum yang membelitnya.

Dalam doanya, Ahok meminta Tuhan membuktikan dirinya tidak menista agama.

"Ya mau bilang apa. Sekarang juga kamu kira aku diperlakukan dengan adil? Biasa aja aku. Aku percaya negara siapapun ada Tuhan yang berpegang kuasa. Enggak ada kata enggak adil. Aku terima saja. Mau zalimi atau fitnah ya terima saja," paparnya.

"Kalau kata pepatah kuno, sebelum paku di atas peti mati kamu berbunyi, enggak usah klaim kamu sukses atau gagal," tambahnya. (*)


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas