Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Politisi PKS Dapat Info Napi Dipersulit Salat di Rutan Pekanbaru yang Rusuh Pekan Lalu

Aboebakar Al Habsy mengungkapkan penangkapan pelarian para napi Rutan Sialang Bungkuk, Pekanbaru, kembali membuka fakta baru.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Politisi PKS Dapat Info Napi Dipersulit Salat di Rutan Pekanbaru yang Rusuh Pekan Lalu
Tribunnews.com/Abdul Qodir
Rutan Klas IIB Sialang Bungkuk, Pekanbaru, Riau, pasca bentrok. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Aboebakar Al Habsy mengungkapkan penangkapan pelarian para napi Rutan Sialang Bungkuk, Pekanbaru, kembali membuka fakta baru.

Ia melaihat persoalan-persoalan yang muncul dari dalam lapas akhirnya diungkapkan para napi yang sudah tertangkap aparat di lapangan.

"Dari video yang beredar, banyak hal yang dikeluhkan. Diantaranya waktu salat untuk napi dipesulit, bahkan ada yang bilang dilarang, kalaupun dikasih waktu sudah lewat dari jadwal salat yang ada," kata Aboebakar melalui pesan singkat, Senin (8/5/2017).

Baca: Kisah Pelarian Ratusan Tahanan Rutan Pekanbaru, Ada yang Sembunyi di Dapur Rumah Warga

Menurut Aboebakar hal tersebut merupakan persoalan serius. Ia meminta Dirjen PAS I Wayan Dusak turun tangan mengungkap apakah keterangan para napi yang kabur itu benar.

"Logikanya bisa masuk akal, jika kemudian mereka melarikan diri lantaran dipersulit untuk beribadah. Namun sekali lagi ini perlu di cek ulang," kata Politikus PKS itu.

Aboebakar menuturkan persoalan kebebasan beribadah adalah faktor fundamental yang harus diberikan kepada napi.

Berita Rekomendasi

Pada sisi lain, keberadaan mereka di lapas adalah sebagai warga binaan, yang dalam peroses memperbaiki diri.

Baca: Cegah Keributan Berulang, 351 Narapidana di Rutan Sialang Bungkuk Dipindahkan

Ia mengingatkan pihak Lapas seharusnya yang dilakukan adalah mengajak mereka untuk kembali mendekatkan diri dengan agama dan Tuhan.

Bukan malah mempersulit mereka untuk beribadah.

"Bila kesaksian para napi didepan polisi saat tertangkap ini benar, tentunya akan menjadi catatan penting dari komisi III," kata Aboe.

Hal lainnya, kata Aboe, terkait maraknya pungutan liar (pungli).

Hal ini seperti yang dikeluhkan para keluarga napi. Aboe menyebutkan adanya informasi sekali kunjungan mereka dikenakan biaya Rp25 ribu, ada uang mingguan Rp10 ribu, ada uang air, belum lagi kalau nitip makanan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas