Fakta-fakta Seputar Meriam Buatan Cina yang Makan Korban Saat Latihan PPRC di Natuna
Insiden terjadi saat Gladi bersih latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Tanjung Datuk, Natuna, Rabu (17/5/2017).
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Insiden terjadi saat Gladi bersih latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Tanjung Datuk, Natuna, Rabu (17/5/2017).
Akibatnya sejumlah prajurit TNI meninggal dan beberapa luka parah akibat tertembak meriam.
Jenis meriam yang menyebabkan kecelakaan tersebut adalah Meriam Giant Bow.
Meriam ini merupakan alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan (Arhanudri) 1 Kostrad.
Seperti dijelaskan dalam laman Kodam 17 Cenderawasih, Giant Bow adalah satu senjata penangkis serangan udara jarak dekat milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat.
Senjata ini digunakan Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) Angkatan Darat untuk melumpuhkan serangan udara.
Gian Bow sendiri merupakan satu senjata yang dikategorikan Twin Gun, karena memiliki laras ganda.
Senjata ini merupakan senjata yang sangat efektif untuk melawan sasaran udara yang terbang rendah.
Selain itu, senjata ini juga memiliki mobilitas yang sangat tinggi dalam pengoprasianya.
Meriam Gian Bow ini sendiri mampu menjatuhkan berbagai jenis Helikopter tempur dan pesawat yang terbang rendah.
Senjata ini memiliki Kecepatan luncur proyektil 970 meter per detik untuk jarak tembak, untuk sudut vertikal maksimum 1.500 meter, dan sudut horizontal maksimum 2.000 meter.
Spesifikasi meriam ini berkaliber 23 Mm.
Dikutip dari laman Puspen Tentara Nasional Indonesia (tni.mil.id), diketahui meriam merk Giant Bow ini berkecepatan tembak 970 Meter per detik dengan jarak jangkau efektif hanya 2,5 kilometer.