Cak Imin: Khataman Alquran Menyatukan Umat
Ribuan jamaah yang terdiri dari santri dan masyarakat umum itu hadir untuk bersama-sama membaca Alquran.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SERANG - Gerakan mengaji terus digelorakan di seluruh pelosok negeri. Setelah sukses menghelat khataman Alquran di seluruhlembaga permasyarakatan (Lapas) se-Indonesia, Nusantara mengaji bekerjasama dengan Kabupaten Serang menggelar khataman di Pendopo Serang, Jumat (19/5/2017).
Ribuan jamaah yang terdiri dari santri dan masyarakat umum itu hadir untuk bersama-sama membaca Alquran.
Ketua Koordinator Nasional Nusantara Mengaji, Jazilul Fawaid, mengatakan sejak dideklarasikan pada 10 April 2016 olehulama dan kiai, Nusantara Mengaji terus berupaya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk membaca Alquran.
Jazilul menyebutkan beberapa pekan lalu, pihaknya menggelar khataman Alquran di seluruh lapas se-Indonesia, termasuk di Serang. Sejak awal pendeklarasian, Nusantara Mengaji sudah melakukan khataman sebanyak 400 ribu kali. “Nusantara mengaji bercita-cita agar masyarakat mencintai Alquran,” kata dia.
Inisiator Nusantara Mengaji, A Muhaimin Iskandar, mengingatkan hari ini begitu pentingnya Alquran dan agama di tengah arus informasi yang sangat cepat. Agama danAlquran dapat menyalurkan energi dan nilainya dalam tindakan sehari-hari.
Demikian pula, kata dia, kemajuan teknologi harus diisi dengan kebajikan dan jangan sampai diisi oleh hoax dan kepalsuan.“Contohnya pilkada DKI kemarin, persatuan kita hampir saja robek,” kata pria yang akrab disapa Cak Imin ini.
Cak Imin menegaskan Nusantara Mengaji ingin mengajak membaca Alquran dengan semangat menyatukan umat dari beragam elemen. Dia berkisah, dulu almarhum Gus Miek, mendirikan Jantiko Mantab yang sampai saat ini rutin menggelar khatamanAlquran dan ternyata rutinitas ini dapat menyatukan umat. Ini contoh kecil membaca Alquran dapat mempersatukan Umat.
“Mana mungkin kita kumpul begini kalau satu sama lain bermusuhan,” kelakar dia.
Cak Imin mengingatkan, dulu umat pernahberselisih hanya gara-gara perbedaan jumlah rakaat tarawih atau kunut dan tidak kunut.Dia melihat persoalan perbedaan tersebut belakangan ramai di media sosial. Amalan-amalan yang sudah mapan diharamkan. “Ini penyakit kambuhan. Saya khawatir perbedaan furu' (cabang) ini akan menjadikan umat Islam terpecah,” tutur dia.
Menurut dia, segenap umat sepakat tidak ada yang mengharamkan membaca Alquran dan semua suka membaca kitab suci ini. Hanya saja ada yang sempat dan tidak. Konsep Nusantara Mengaji adalah khatamanAlquran berjamaah agar mereka yang sibuk bisa bergabung.
Khataman Alquran ini adalah usaha batin untuk menutup dan mengurangi perselisihan serta menutupi lubang-lubang kelemahan kita.
Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanahmenyampaikan kebahagian atas penyelenggaraan Nusantara Mengaji di kantor dinasnya. Dia menyatakan pembangunan masyarakat tak bisa lepas dari ikhitar spiritual seperti khataman Alquran. Dia berharap kegiatan ini tidak hanya kali ini saja tetapi bisa digelar rutin di Pendopo Serang.
“Semoga nilai-nilai mengaji dan shalat kita bisa diimpementasikan dalam kehidupan nyata,” kata dia.
Sejumlah tokoh hadir dalam Serang Nusantara Mengaji, di antaranya tokoh kharismatik Banten KH Abuya Muhtadi Dimyati, penasihat Nusantara Mengaji, KHHusnul Hakim, Korwil Nusantara Mengaji Banten, Rahmat Abdul Ghani, Wakil BupatiSerang, Panji Tirtayasa, Walikota Serang Tubagus Khoirul Jamal, dan Ketua PCNU Serang, KH Encep Subandi.