Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Satgas Pangan Temukan Simpul Penyebab Kenaikan Harga Cabe Rawit Merah di Wilayah Lombok

"Satgas pangan telah dapat mengidentifikasi kenaikan harga yang ditentukan para 'pendekar cabai' diwilayah Lombok timur dan Mataram,"

Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Satgas Pangan Temukan Simpul Penyebab Kenaikan Harga Cabe Rawit Merah di Wilayah Lombok
Istimewa
Satuan Tugas (Satgas) Pangan Bareskrim Polri bersama Kementerian Pertanian melakukan pengecekan stok dan harga cabe rawit merah di lima pasar di wilayah Lombok, Kamis (18/5/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Pangan Bareskrim Polri bersama Kementerian Pertanian melakukan pengecekan stok dan harga cabe rawit merah di lima pasar di wilayah Lombok.

Pengecekan tersebut dalam rangka mencari penyebab bergejolak harga cabe rawit merah di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pasar Paok Montong, pasar Masbagik, Pasar Keru, Pasar Dasan Agung, dan pasar induk Mandalika menjadi objek tinjauan, Kamis (18/5/2015).

"Harga cabe rawit merah di lima pasar tersebut antara Rp 55 ribu sampai dengan Rp 65 ribu per kilogram," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Pol Agung Setya, dalam keterangannya, Jumat (19/5/2017).

Padahal berdasarkan pengecekan harga di tingkat petani, harga cabe rawit merah hanya Rp 17.000 hingga Rp 18.000 per kilo gram.

Dilakukannya pengecekan di wilayah Lombok, mengingat daerah tersebut menjadi pemasok cabe rawit merah ke pasar Kramat Jati.

"Wilayah Lombok termasuk centra produksi cabe rawit merah yang mensupplay cabe rawit merah ke Pasar Induk Kramatjati, sehingga tidak mungkin harga cabe rawit merah di Lombok bisa naik signifikan," kata wakil Kasatgas Pangan tersebut.

Berita Rekomendasi

Atas temuan tersebut, penyidik kemudian melakukan pemeriksaan terhadap enam pengepul besar cabe di Wilayah Lombok.

"Tiga pengepul cabe lainnya akan diperiksa di Bareskrim, Jakarta pekan depan," ujarnya.

Diketahui harga cabe rawit merah di wilayah Lombok saat ini turun sekitar Rp 5000 per kilogram.

Kenaikan harga tersebut disinyalir adanya permainan dari pihak-pihak tertentu.

"Satgas pangan telah dapat mengidentifikasi kenaikan harga yang ditentukan para 'pendekar cabai' diwilayah Lombok timur dan Mataram," katanya.

Pihaknya pun masih mendalami temuan tersebut.

"Satgas Pangan pun masih terus memdalami motif dan jaringannya," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas