Ini Kenangan Tentang Puasa yang Paling Membekas di Hati Menko Luhut
Menteri Koordinator Kemaritiman, Jend TNI Purn Luhut Binsar Panjaitan mengisahkan seorang pengawalnya yang berpuasa saat tugas di Timor Timur.
Penulis: Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Kemaritiman, Jend TNI Purn Luhut Binsar Panjaitan mengisahkan seorang pengawalnya yang berpuasa saat tugas di Timor Timur.
Hal tersebut dikisahkannya dalam acara silaturahmi jelang Ramadan 2017 di Masjid Iqro, Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (26/5/2017).
Mengenakan pakain batik bernuansa gelap, Mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) itu menceritakan, bahwa seorang pengawalnya, yang bernama Pratu. Dulman berpuasa selama 30 hari penuh saat tugas.
Tugas di Timor Timur saat itu menurut Luhut Binsar Panjaitan, merupakan tugas lapangan yang tidak mudah. Suasana di medan tempur itu ramai tembakan senjata.
Pasukan yang dipimpin Luhut Binsar Panjaitan harus berpindah-pindah tempat dalam suasana yang ramai tembakan senjata tersebut.
Namun, pengawalnya selalu menawarkan makanan yang berada di ranselnya.
Luhut Binsar Panjaitan terkejut ketika mengetahui pengawanya itu puasa. Namun, Luhut Binsar Panjaitan tetap tak melarang bawahannya itu menjalankan ibadahnya dalam keadaan yang cukup memerlukan tenaga ekstra tersebut.
"Pengawal saya namanya Dulman, orang Betawi. Bulan berikutnya kami di Timtim (Timor Timur), memasuki bulan puasa, bulan Ramadan. Dan saya ngga pernah lupa dalam hidup saya itu, kami gendong ransel ini tiga puluh kilogram dengan peluru, dengan senjata. Dan waktu itu tembakan masih sangat ramai," ungkap Luhut Binsar Panjaitan.
"Kami harus pindah dari satu titik ke titik yang lain. Situasi seperti itu (rasa) haus dan lapar sudah tidak karuan. Dulman ini, Pratu Dulman, selama di Timtim selama di Timtim, tiga puluh hari, tidak pernah batal puasanya," tutur Luhut Binsar Panjaitan.
Namun diakuinya, pengawalnya itu sedikit nakal. Karena, makanan yang selalu diberikan kepada Luhut Binsar Panjaitan tidak diatur dengan bijak, sehingga ransel yang digunakan Luhut Binsar Panjaitan tidak berkurang bebannya. Sedangkan ransel yang ia gunakan berkurang signifikan bebannya.
"Dulman ini nakal juga, kan kami gendong ransel sama bebannya. Saya gendong tas sudah lima hari kok ngga kurang bebannya itu? Rupanya makanan yang saya ambil itu dari tempat (ransel) dia gitu," tambah Luhut Binsar Panjaitan.
Usai menceritakan kisah tersebut, Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan pesan, bahwa dalam keadaan terdesak, tidak membuat seseorang membatalkan ibadah puasanya.(*)