Cerita Korban Luka Bom Kampung Melayu, Ada yang Urat Tendon Putus, Luka Punggung dan Sarafnya Rusak
Darah langsung mengucur deras dari tubuh Tasdik setelah ledakan bom. Zahra mengalami luka berat di punggung dan Yogi lukanya lebih parah.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Anita K Wardhani
Selain terluka parah, kuping Tasdik juga berdengung hebat. Dirinya mengaku ledakan bom kedua sangat dekat dengan dirinya.
Melihat dirinya terluka parah, Tasdik langsung mencari pertolongan. Dirinya akhirnya diselamatkan oleh tukang ojek.
Kepada Tasdik, tukang ojek yang tidak diketahui namanya tersebut berjanji akan menolong Tasdik hingga dirinya dirawat.
"Bapak akan saya tolong sampai selesai," ujar tukang ojek tersebut.
Tukang ojek tersebut lalu mengantar Tasdik ke klinik yang berada dekat Kampung Melayu.
Namun Tasdik ditolak, karena pihak klinik mengaku tidak bisa menangani dirinya.
"Sampai di situ dokternya bilang tidak sanggup, akhirnya saya diantar ke pos polisi Cawang," jelas Tasdik.
Polisi yang berjaga akhirnya mengantarkan Tasdik ke Rumah Sakit Budi Asih. Pihak Budi Asih langsung dibawa Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Pihak rumah sakit lalu memberikan pertolongan pertama dan ronsen.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, Tasdik mengalami luka di punggung kanan, lengan dan betis.
Dirinya harus menerima 14 jahitan di punggung, 10 jahitan di betis dan operasi di bagian tangan karena ada bagian otot yang terlepas.
"Yang di lengan itu operasi kemarin penanganannya tiga jam karena ada otot tendon yang putus, harus disambung kembali," jelas Tasdik.
Nasib nahas yang diterima Tasdik, juga dialami oleh Susi Afitriyani.
Mahasiswa Universitas Azzahra ini tidak akan menyangka bahwa dirinya akan menjadi korban bom Kampung Melayu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.