Dokter Fiera Lovita: Anak Saya Takut dan Menangis, Takut Pulang Karena Takut Rumah Diserbu
Meski sudah meminta maaf dalam sebuah pertemuan dengan petinggi ormas, Fiera masih tetap menerima teror dan intimidasi.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fiera Lovita, seorang dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Solok, Sumatera Barat, merasa tertekan setelah mengalami Persekusi berupa teror dan intimidasi oleh sekelompok orang dari ormas tertentu.
Perasaan trauma ternyata juga berdampak pada kedua anaknya yang berumur 8 dan 9,5 tahun. Menurut Fiera, anak-anaknya merasa takut dan tidak mau kembali pulang ke rumah.
"Anak saya merasa takut dan menangis. Takut pulang karena takut rumah diserbu," ujar Fiera saat memberikan keterangan pers di kantor YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2017).
Baca: Persekusi Makin Masif dan Sistematis di Indonesia, Contoh yang Dialami Dokter Fiera Lovita di Solok
Perempuan yang akrab disapa dokter Lola itu kerap mengalami teror dan intimidasi setelah mengungkapkan pendapatnya terkait kasus hukum seorang pimpinan organisasi kemasyarakatan di Jakarta.
Dia menulis pendapatnya melalui status di akun Facebook pribadinya.
Pada 19 - 21 Mei 2017, Fiera membuat tiga status Facebook.
Status tersebut dia buat setelah menyaksikan berita konferensi pers pihak kepolisian di televisi terkait tentang kebenaran barang bukti kasus chat berkonten pornografi yang melibatkan Firza Husein dan Rizieq Shihab.
Baca: Diintimidasi di Solok, Dokter Fiera Lovita Diamankan ke Jakarta
Dia mengaku tidak paham kenapa dirinya mengalami tindakan Persekusi setelah menulis status tersebut.
"Saya hanya menanggapi berita kaburnya seorang tokoh yang akan diminta keterangannya oleh polisi di Jakarta dalam kasus chat mesum dan kasus hukum lain yang menimpa tokoh tersebut," tutur Fiera.
"Saya hanya mengemukakan pendapat saya seperti yang dilakukan oleh netizen lain," kata dia.
Meski sudah meminta maaf dalam sebuah pertemuan dengan petinggi ormas, Fiera masih tetap menerima teror dan intimidasi.
Rumahnya sering didatangi oleh orang-orang tak dikenal dan minta untuk bertemu.