Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kata Ibunda Teknisi Pesawat GMF Aero Asia yang Diduga Bergabung Militan Pro-ISIS

Yoki adalah alumnus Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, Tangerang yang lulus pada 8 September 2016.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Kata Ibunda Teknisi Pesawat GMF Aero Asia yang Diduga Bergabung Militan Pro-ISIS
Tribun Jateng/Khoirul Muzakki
Satu di antara tujuh terduga yang sedang dicari-cari polisi Filipina itu adalah Yoki Pratama Windyarto (21), warga kelahiran Banjarnegara Jawa Tengah. TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKKI 

Koordinasi dengan Densus

Polres Banjarnegara ikut memantau keberadaan Yoki Pratama Windyarto, warga Banjarnegara yang menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus terorisme di kota Marawi, Filipina.

Kapolres Banjarnegara AKBP Saiful Anwar mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Satgas Densus di wilayah Jawa Tengah serta melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Kami akan selidiki ini dan berkoordinasi dengan Densus," kata Kapolres Banjarnegara, AKBP Saiful Anwar, Kamis (1/6).

Kasat Intelkam Polres Banjarnegara, AKP Sulistyo Dwi C sempat mendatangi rumah orangtua Yoki di Desa Klampok Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara.

Kepada polisi, orangtua Yoki menceritakan, setelah lulus SMA, Yoki melanjutkan kuliah di Tangerang, Banten.

Pada semester akhir kuliahnya, orang tua Yoki merasa ada perubahan sikap pada diri Yoki.

Berita Rekomendasi

Yoki juga sempat bercerita ke orangtuanya, bahwa ia memiliki teman asal Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang ahli ibadah.

Dua bulan setelah lulus kuliah, Desember 2016, Yoki diterima bekerja di sebuah perusahaan penyedia fasilitas perawatan pesawat di wilayah Tangerang, Banten dengan kontrak kerja percobaan enam bulan.

Awal bekerja, Yoki tinggal di sebuah rumah kos dekat tempatnya bekerja. Dua bulan kemudian, ia memutuskan pindah kos bersama seorang temannya yang bekerja di wilayah sama.

Akhir Februari 2017, orang tua Yoki terkejut lantaran memperoleh informasi, putranya sudah tidak masuk kerja selama dua minggu.

Berawal dari informasi tersebut, keluarga berusaha mencari keberadaan Yoki serta melaporkannya ke polisi.

"Sejak saat itu pula, keluarga Yoki tidak dapat menghubunginya," katanya.

Beberapa waktu kemudian, keluarga memperoleh kabar, Yoki telah berangkat ke Manila, Filipina pada 4 Maret 2017 menggunakan pesawat.

Setelah itu tak ada lagi tersiar kabar mengenai Yoki.

Setelah lama tak ada berita, orangtua Yoki kaget saat mengetahui melalui media massa bahwa Yoki menjadi satu di antara DPO di Kepolisian Negara Filipina. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas