Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wakil Ketua Komisi I DPR: Pelibatan TNI Dalam Pemberantasan Teroris Adalah Keniscayaan

Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menilai pelibatan TNI dalam pemberantasan teroris adalah sebuah keniscayaan.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Wakil Ketua Komisi I DPR: Pelibatan TNI Dalam Pemberantasan Teroris Adalah Keniscayaan
dok. DPR RI
Wakil Ketua Komisi I DPR TB. Hasanuddin. 

Hasanuddin menuturkan dalam draft RUU Anti Terorisme yang sekarang digodok DPR, terkesan TNI hanya sebagai perbantuan saja.

Sementara pernyataan pemerintah meminta pelibatan langsung bersama Polri.

"Nah, agar tidak berlarut-larut, sebaiknya draft yang menjadi inisiatif pemerintah ini dikoreksi dulu pemerintah, seperti apa model pelibatannya, agar RUU anti teroris ini tidak berlarut larut didiskusikan di DPR," kata Hasanuddin.

Sebagaimana diketahui, pembahasan soal pelibatan TNI dalam pemberantasan teroris sebagaimana yang tercantum dalam RUU Anti-Terorisme muncul.

Isu tersebut menyeruak akibat adanya kekhawatiran dari dampak pertempuran kelompok Maute yang terafiliasi dengan ISIS melawan militer Filipina di Marawi, Filipina.

Ditambah serangan teror bom bunuh diri yang terjadi di Kampung Melayu, Jakarta Timur beberapa waktu lalu.

Serangan teritorial kelompok Maute di Marawi ini menarik perhatian khusus bagi Indonesia.

Berita Rekomendasi

Sebab, lokasi itu tak jauh dari teritorial kedaulatan Indonesia.

Terlebih lagi, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Suhardi Alius berpendapat, Asia Tenggara, termasuk Indonesia bisa mengalami dampak dari terdesaknya pasukan ISIS di Suriah.

“Sekarang ini, dengan terdesaknya mereka (ISIS) di Suriah, sebaran (anggota) nya ke mana-mana, ke negara masing-masing, termasuk di Marawi, pusatnya di Asia Tenggara. Ini jadi medan magnet untuk melaksanakan jihad versi mereka,” kata Suhardi, Senin (29/5/2017).

Indonesia sebenarnya punya potensi bertumbuhnya kelompok teror membentuk front teritorial.

Misalnya, latihan perang Jamaah Islamiyah di Aceh pada 2010 yang diikuti 50 mujahid.

Hal serupa juga pernah diupayakan kelompok Santoso di Poso.

Namun, kedua kelompok bersenjata itu digagalkan oleh operasi gabungan aparat Indonesia.

Maka tak heran jika Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, menginginkan agar TNI terlibat langsung dalam pemberantasan terorisme.

Ia tidak ingin TNI hanya berstatus BKO saja.

"Langsungnya bagaimana, nanti dibahas. Paling tidak teknisnya secara substansial sudah ketemu TNI akan dilibatkan," kata Wiranto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 30 Mei 2017.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas