Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua Umum PPP Sebut Pertemuan Tujuh Partai Politik Karena Kesamaan Nasib

"Sudah berkali-kali. Karena memang inilah yang kemudian kelompok yang mengantarkan terpilihnya pimpinan Pansus hari ini,"

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Ketua Umum PPP Sebut Pertemuan Tujuh Partai Politik Karena Kesamaan Nasib
Tribunnews.com/ Ferdinand Waskita
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy mengaku pertemuan tujuh parpol bukanlah yang pertama.

Pertemuan terakhir digelar di kediaman Ketua Umum PAN Zukkifli Hasan, Rabu (7/6/2017).

"Sudah berkali-kali. Karena memang inilah yang kemudian kelompok yang mengantarkan terpilihnya pimpinan Pansus hari ini," kata Romahurmuziy dalam acara buka puasa bersama DPP PPP di Komplek DPR Kalibata, Jakarta, Kamis (8/6/2017).

Pertemuan tersebut dihadiri Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Presiden PKS Sohibul Iman, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum Hanura Oesman Sapta Odang, Ketua Fraksi Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

"Jadi ini bukan sebuah pengelompokan baru, tapi ini pengelompokan berbasis kepada kesamaan nasib, yaitu nasib sebagai partai papan tengah," kata Romy.

Romy mengatakan koalisi tersebut bterkait pembahasan RUU Pemilu.

Berita Rekomendasi

Hal itu untuk memastikan sistem pemilu proporsionalitas.

Pasalnya, terdapat usulan parliamentary treshold dinaikkan.

Lalu, pengurangan kursi daerah pemilihan (dapil).

"Saya ingin mengatakan hal itu kalau dilakukan akan mendisproporsionalisasi sistem pemilu kita," kata Romy.

Romy mengingatkan demograsi Indonesia hanya mungkin dilakukan dengan sistem pemilu proporsional.

Romy pun membantah adanya kesepakatan ketujuh partai politik semalam.

Ia mengungkapkan pertemuan kemarin sebatas tukar pikiran mengenai pembahasan pemilu.
Tujuannya, RUU Pemilu dapat disetujui melalui musyawarah mufakat.

"Tidak elok rasanya membahas nasib masa depan bangsa ini, pilar utama demokrasi, tempat seharusnya rakyat berpesta dalam demokrasi dengan cara voting," kata Romy.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas